Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, selama periode Januari-Oktober 2024 realisasi anggaran infrastruktur sudah mencapai Rp282,9 triliun.
Capaian ini setara 66,8% dari pagu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang sebesar Rp423,4 triliun.
Adapun realisasi anggaran infrastruktur sampai Oktober 2024 ini tumbuh 17,8% dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Berdasarkan posnya, anggaran ini paling banyak disalurkan untuk belanja kementerian/lembaga (K/L), yaitu sebesar Rp160,6 triliun.
"Melalui belanja K/L, berbagai pembangunan dan preservasi jalan, jembatan, serta pembangunan sarana air minum, rel kereta api, rumah susun, hingga akses internet bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat," tulis Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam akun Instagram resminya, Sabtu (23/11/2024).
Berikutnya ada transfer ke daerah (TKD) senilai Rp72,8 triliun. Anggaran ini digunakan untuk rekonstruksi jalan sepanjang 16.525 km, pembangunan jalan baru sepanjang 30.583 km, dan rehabilitasi jalan sepanjang 1.962 km.
Dana TKD juga dialokasikan untuk pemasangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebanyak 54.798 sambungan rumah, serta pembangunan jaringan irigasi dengan target seluas 3,02 ribu hektare (ha).
Terakhir adalah untuk pembiayaan sebesar Rp49,1 triliun. Anggaran ini disalurkan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp13,7 triliun untuk pembiayaan perumahan 165.880 unit rumah.
Ada pula pembiayaan yang disalurkan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT HK senilai Rp18,6 triliun, serta pendanaan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) senilai Rp7,5 triliun untuk 126 Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Ini semua adalah peran APBN #UangKita untuk terus mendorong peningkatan daya saing melalui pembangunan infrastruktur," tulis Sri Mulyani.
(Baca: RAPBN 2025, Anggaran Infrastruktur Turun 5%)