KLHK: Jumlah Hotspot di Indonesia Capai 404 Dalam 24 Jam Terakhir (Sabtu, 14 September 2024)

1
Irfan Fadhlurrahman 14/09/2024 17:13 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Hotspot Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 404 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 150 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Sabtu (14/9/2024) pukul 16.53 WIB. Dari 404 titik panas terdeteksi, 17 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 382 titik skala sedang, dan 5 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Banjir dan Gempa, Risiko Bencana di Kawasan Inti IKN)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 89 titik. Kalimantan Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 53 titik. Jawa Timur berada di posisi ketiga sebanyak 42 titik panas.

Sebanyak 37 titik panas terdeteksi di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan menyusul dengan 35 titik panas, serta Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan masing-masing memiliki 27 dan 26 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Meski Kemarau, Banyak Bencana Banjir Awal Juli 2024)

Data Stories Terkini
Databoks Premium
Databoks Premium

Data Populer

Lihat Semua