East Ventures – Digital Competitiveness Index 2024: Daya Saing Digital Indonesia Terus Meningkat

Teknologi & Telekomunikasi
1
Nabilah Muhamad 27/05/2024 16:07 WIB
Skor East Ventures - Digital Competitiveness Index di Indonesia Berdasarkan Pilar Penyusun (2023-2024)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Daya saing digital Indonesia terus meningkat selama lima tahun terakhir, seiring dengan proses pemerataan pembangunan nasional yang berkesinambungan.

Hal ini terlihat dari laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI), hasil riset kolaborasi East Ventures bersama Katadata Insight Center.

EV-DCI mengukur daya saing digital di berbagai wilayah Indonesia sejak 2020. Adapun dalam EV-DCI edisi kelima yang dirilis pada 2024, pengukuran indeks dilakukan di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten.

EV-DCI mengukur daya saing digital berdasarkan 3 sub-indeks yang berisi 9 pilar penilaian, dengan rincian berikut: 

  • Input: Sumber Daya Manusia, Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Pengeluaran TIK
  • Output: Perekonomian, Kewirausahaan dan Produktivitas, Ketenagakerjaan
  • Penunjang: Infrastruktur, Keuangan, Regulasi dan Kapasitas Pemda

Berbagai pilar ini kemudian dirumuskan ke dalam skor 0-100 poin. Semakin tinggi poinnya, daya saing diasumsikan semakin baik.

Berdasarkan metode pengukuran tersebut daya saing digital Indonesia bergerak dalam tren positif. Hal ini tercermin dalam median skor EV-DCI nasional yang terus naik dari 35,2 poin pada 2022, lalu menjadi 37,8 poin pada 2023, hingga mencapai 38,1 poin pada 2024.

Menurut laporan EV-DCI, kenaikan poin ini menunjukkan adanya perbaikan daya saing digital yang beriringan dengan pemerataan pembangunan, terutama di provinsi-provinsi yang daya saingnya masuk peringkat menengah dan bawah.

Kendati begitu, jika ditelisik komponennya, peningkatan daya saing digital tahun ini hanya terjadi di 4 pilar, yakni dalam hal Penggunaan TIK, Kewirausahaan dan Produktivitas, Ketenagakerjaan, dan Keuangan.

Sementara skor daya saing digital di 5 pilar lainnya menurun, yaitu dalam hal Sumber Daya Manusia, Pengeluaran TIK, Perekonomian, Infrastruktur, serta Regulasi dan Kapasitas Pemda, dengan rincian skor seperti terlihat pada grafik.

Menurut Direktur Eksekutif Katadata Insight Center, Adek Media Roza, hal tersebut perlu direspons pemerintah dengan memandang isu daya saing digital secara holistik.

"Penurunan pilar Pengeluaran TIK, yang dipicu melemahnya daya beli akibat inflasi serta tekanan eksternal lainnya, menjadi salah satu contoh bagaimana situasi ekonomi makro mempengaruhi upaya penguatan daya saing digital Indonesia. Sehingga, pemerintah tetap perlu memperhitungkan berbagai faktor yang dapat menjadi penghambat pertumbuhan daya saing digital Indonesia," ujar Adek dalam siaran pers (22/5/2024).

Sejalan dengan itu Co-Founder & Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, berharap laporan ini dapat mendorong penguatan kerja sama dalam pembangunan digital nasional.

"Kami senang dapat kembali menghadirkan laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index 2024. Sejak diluncurkan pertama pada tahun 2020 komitmen kami selalu sama, yaitu mendorong semangat inklusi dan kolaborasi untuk mewujudkan keadilan dan kedaulatan digital bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Willson dalam siaran pers (22/5/2024).

Laporan EV-DCI selengkapnya dapat diunduh di east.vc/DCI.

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua