Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia mencapai US$16,06 miliar pada April 2024.
Nilainya turun 10,60% secara bulanan (month-to-month/mtm) dibanding Maret 2024 yang impornya US$17,96 miliar.
"Secara bulanan, baik kelompok migas maupun nonmigas mengalami penurunan nilai impor," kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (15/5/2024).
Pada April 2024 nilai impor nonmigas tercatat turun 10,51% (mtm) menjadi US$13,09 miliar.
BPS memaparkan, 6 dari 10 golongan barang utama impor nonmigas tercatat melemah. Impor instrumen optik, fotografi, sinematografi turun paling dalam minus 28,99% (mtm) menjadi US$268,3 juta.
Lalu impor serealia turun 27,23% (mtm) menjadi US$643 juta, serta impor besi dan baja minus 23,02% (mtm) menjadi US$662,4 juta.
Kemudian nilai impor migas turun 11,01% (mtm) menjadi US$2,96 miliar pada April 2024.
Penyusutan ini disebabkan oleh berkurangnya impor hasil minyak sebesar 14,93% (mtm) menjadi US$2,12 miliar. Sedangkan nilai impor hasil minyak naik 0,79% (mtm) sebesar US$836,1 juta.
Secara kumulatif, nilai impor periode Januari-April 2024 mencapai US$70,95 miliar, naik 0,93% dibanding Januari-April tahun lalu (cumulative-to-cumulative/ctc) yang mencatatkan US$70,29 miliar.
BPS merinci, penurunan nilai impor pada empat bulan pertama tahun ini disebabkan oleh berkurangnya impor nonmigas sebesar 0,05% (ctc) menjadi US$58,99 miliar. Namun impor migas naik 6,05% (ctc) menjadi US$11,96 miliar.
(Baca: Iran-Israel Konflik, Bagaimana Perdagangannya dengan Indonesia?)