Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai produk domestik bruto (PDB) harga berlaku Indonesia mencapai Rp5.288,3 triliun pada kuartal I 2024.
Jika diukur berdasarkan harga konstan nilainya setara dengan Rp3.111,29 triliun, tumbuh 5,11% dibanding kuartal I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Pada kuartal I 2024 konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama perekonomian Indonesia dari segi pengeluaran.
Nilai PDB harga berlaku konsumsi rumah tangga mencapai Rp2.905 triliun, setara 54,93% dari total PDB harga berlaku nasional.
Kemudian komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menyumbang Rp1.550,1 triliun (29,31%).
"Kedua komponen ini memberikan sumbangan terbesar terhadap total PDB nasional," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (6/5/2024).
Berikutnya ada kontribusi Ekspor Barang dan Jasa senilai Rp1.130 triliun (21,37%), Konsumsi Pemerintah Rp330,6 triliun (6,25%), dan Perubahan Inventori Rp133,9 triliun (2,53%).
Kemudian ada Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) Rp75,8 triliun (1,43%), serta diskrepansi statistik (selisih PDB lapangan usaha dan PDB pengeluaran) senilai Rp208,3 triliun (3,95%).
Ada pula pengurangan dari Impor Barang dan Jasa yang nilainya Rp1.045,4 triliun atau 19,77% dari total PDB harga berlaku nasional.
(Baca: Proyeksi Ekonomi Mitra Dagang Indonesia 2024, Mayoritas Menguat)