Serangan pasukan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, telah menyebabkan warga setempat kekurangan pasokan pangan dan kian terancam mengalami malnutrisi akut.
Menurut laporan riset Crisis in Gaza: Scenario-based Health Impact Projections, sebelum perang berkecamuk, tingkat malnutrisi akut di kelompok anak usia 6-59 bulan di Jalur Gaza mencapai 3,2%. Namun, pada Februari 2024 angkanya diestimasikan sudah naik menjadi 14,1%.
Riset itu juga memprediksi tingkat malnutrisi akut anak-anak Gaza dalam tiga skenario, yakni:
- Skenario adanya gencatan senjata/penghentian aktivitas militer permanen dalam waktu dekat;
- Skenario status quo atau berlanjutnya kondisi perang seperti yang terjadi saat ini;
- Skenario adanya eskalasi atau peningkatan operasi militer.
Dalam skenario gencatan senjata, anak-anak usia 6-59 bulan di Jalur Gaza yang mengalami malnutrisi akut diprediksi bisa berkurang menjadi 13,4% pada Mei 2024, dan turun jadi 12,4% pada Agustus 2024.
Namun, jika perang berlanjut seperti saat ini dan tak ada perubahan situasi, prevalensinya diprediksi bisa naik menjadi 16,6% pada Mei 2024, dan bertambah jadi 21,6% pada Agustus 2024.
Terakhir, dalam skenario adanya eskalasi perang, prevalensi malnutrisi akut diperkirakan naik jadi 24,5% pada Mei 2024, dan melonjak hingga 46,4% pada Agustus 2024.
Proyeksi ini dihitung berdasarkan data jumlah truk yang membawa pasokan makanan ke Gaza, serta asumsi stok pasokan dan hasil pertanian untuk memperkirakan rata-rata asupan kalori selama periode proyeksi.
Pengumpulan data dilakukan dari sebelum perang berkecamuk di Gaza, serta selama periode perang mulai dari 7 Oktober 2023 sampai 7 Februari 2024.
(Baca: Hampir 5 Bulan Diserang Israel, 29 Ribu Warga Palestina Tewas)