Menurut data United States Department of Agriculture (USDA), selama periode 2020-2023 volume produksi beras Indonesia selalu lebih rendah dibanding konsumsinya.
Konsumsi beras Indonesia bahkan meningkat pada 2023, meski produksinya kian melemah.
(Baca: Ada Defisit Produksi, Harga Beras Naik Awal 2024)
Sepanjang 2023 Indonesia tercatat memproduksi beras giling (milled rice) 34 juta metrik ton, turun 1,2% dibanding 2022 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor terendah dalam empat tahun terakhir.
Namun, pada 2023 angka konsumsinya naik 1,1% (yoy) menjadi 35,7 juta metrik ton, seperti terlihat pada grafik.
Berdasarkan data ini, pada 2023 Indonesia mengalami defisit pasokan beras giling (milled rice) sekitar 1,7 juta metrik ton.
Defisit tersebut melebar dibanding tahun-tahun sebelumnya, dengan perbandingan berikut:
- 2020: defisit 1,3 juta metrik ton
- 2021: defisit 900 ribu metrik ton
- 2022: defisit 900 ribu metrik ton
Angka yang tercatat dalam laporan USDA ini merupakan data produksi dan konsumsi beras giling (milled rice), yakni beras utuh atau beras yang sebagian lapisan kulitnya sudah dipisahkan (beras pecah kulit), dengan kadar kotoran/batu/gabah maksimal 10%.
(Baca: Indonesia Impor Beras 3 Juta Ton pada 2023, Terbesar dalam Lima Tahun)