Elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut satu, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, tercatat terus meningkat.
Menurut Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pada September 2023 elektabilitas Anies-Cak Imin hanya 15%. Kemudian pada Oktober 2023 angkanya naik jadi 17,2%, dan terus menguat jadi 20,3% pada November 2023.
(Baca: LSI Denny JA: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Turun, Lawannya Menguat)
Peneliti LSI Denny JA Adjie Al Faraby mengatakan, salah satu faktor yang mendongkrak elektabilitas Anies-Cak Imin adalah banyaknya pemilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang berpindah haluan.
Survei mereka menemukan, dari seluruh pemilih yang meninggalkan Ganjar-Mahfud, 40,2% di antaranya pindah mendukung Anies-Cak Imin.
Ada juga 50,44% yang berbelok mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan 9,4% sisanya tidak tahu atau tidak jawab.
"(Pendukung) yang pergi dari Ganjar-Mahfud cenderung banyak yang lari ke Anies-Cak Imin, walaupun yang lari ke Prabowo-Gibran masih lebih banyak," kata Peneliti LSI Denny JA, Adjie Al Faraby dalam konferensi pers online di akun Youtube LSI Denny JA, Senin (20/11/2023).
Adjie melanjutkan, alasan lain yang mendorong elektabilitas Anies-Cak Imin adalah bertambahnya pendukung mereka dari segmen pemilih terpelajar, seperti mahasiswa, lulusan S1, hingga S2.
Pada September 2023 pendukung Anies-Cak Imin dari kalangan tamat D3 ke atas baru 27,8%. Angkanya kemudian naik jadi 31,9% pada Oktober 2023, dan 45,5% pada November 2023.
"Walaupun pemilih terpelajar ini kecil persentasenya, hanya kurang lebih 10 hingga 15%. Tapi memang terlihat bahwa ada kenaikan pemilihan Anies-Cak Imin di kalangan terpelajar," kata Adjie.
Survei ini dilakukan selama 6-13 November 2023 terhadap 1.200 responden yang tersebar di Indonesia. Metode penentuan responden menggunakan multi-stage random sampling.
Pengumpulan data survei menggunakan metode wawancara tatap muka kuesioner, dengan tingkat kesalahan (margin of error) survei +/- 2,9%.
(Baca: Survei KIC: Anak Muda RI Lebih Suka Capres Berlatar Belakang Akademisi)