Sampah Makanan Terbanyak Indonesia Berupa Padi, Buah, dan Sayur

Ekonomi & Makro
1
Adi Ahdiat 19/10/2023 19:20 WIB
Proporsi Rata-rata Sampah Makanan Indonesia (2000-2019)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Selama periode 2000-2019, Indonesia menghasilkan sampah makanan di kisaran 23-48 juta ton per tahun.

Angka itu merupakan gabungan dari food loss (pangan yang terbuang pada tahap produksi, pascapanen/penyimpanan, dan pemrosesan/pengemasan), serta food waste (pangan yang terbuang pada tahap distribusi/pemasaran dan sisa konsumsi).

(Baca: Indonesia Buang Jutaan Ton Sampah Makanan, dari Tahap Produksi sampai Konsumsi)

Banyaknya sampah makanan Indonesia itu tercatat dalam Laporan Kajian Food Loss and Waste di Indonesia (2021), hasil riset kolaborasi Kementerian PPN/Bappenas dengan Waste4Change dan World Resource Institute.

Adapun jika dirinci per kategori, secara rata-rata selama periode 2000-2019 mayoritas atau 44% sampah makanan Indonesia berupa padi-padian.

Kelompok padi-padian itu meliputi padi, jagung, gandum, beserta produk turunannya seperti gabah, beras, tepung terigu, dan lain-lain.

"Timbulan FLW (food loss and waste) terbesar dikontribusikan oleh sektor tanaman pangan, tepatnya dari padi-padian, yaitu sebesar 12-21 juta ton per tahun," kata tim Bappenas dalam laporannya.

Setelah padi, sampah makanan terbanyak Indonesia adalah buah-buahan dan sayur-sayuran, dengan rincian proporsi seperti terlihat pada grafik.

Bappenas memaparkan ada beragam hal yang mendorong timbulnya sampah makanan.

Dari sisi produksi dan distribusi, sampah makanan muncul akibat teknik panen yang kurang baik, produksi berlebih hingga menyebabkan kebusukan, ruang penyimpanan pascapanen yang kurang optimal, sampai kualitas wadah/kemasan yang buruk.

Kemudian dari sisi konsumsi, sampah makanan muncul akibat perilaku sebagian masyarakat yang berlebihan dalam belanja dan menyajikan makanan di rumah.

"Di sebagian masyarakat Indonesia ada pemahaman 'lebih baik lebih daripada kurang', hal ini juga berlaku terhadap penyajian dan pembelian pangan," kata tim Bappenas.

"Sebanyak 50,18% responden kajian (survei kuesioner) mengkonfirmasi bahwa kelebihan porsi makanan, khususnya makanan yang dikonsumsi di rumah, menjadi faktor utama yang menyebabkan adanya sisa makanan," lanjutnya.

(Baca: Sampah di Jakarta Kebanyakan Berupa Sisa Makanan)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua