Putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, ditetapkan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), hanya selang beberapa hari setelah dirinya resmi menjadi anggota partai tersebut.
Pengangkatan Kaesang diresmikan melalui Surat Keputusan (SK) Dewan Pembina PSI yang dibacakan Wakil Ketua Pembina PSI Grace Natalie saat acara Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) PSI di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023).
"Menimbang dan seterusnya, memperhatikan dan seterusnya, memutuskan, menetapkan pengangkatan Saudara Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia periode 2023-2028," demikian bunyi SK tersebut, dilansir dari Katadata.co.id, Senin (25/9/2023).
Ini merupakan kali pertama Kaesang terjun ke dunia politik. Ia mengaku, keputusan tersebut diambil karena terinspirasi dari Jokowi.
"Terus terang saya masuk politik itu, salah satu inspirasinya ya bapak saya sendiri," tutur Kaesang pada kesempatan yang sama, dilansir dari Detik.com.
Lantas, bagaimana respon publik atas hal ini?
Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC), mayoritas atau 59,8% responden setuju dengan terpilihnya Kaesang sebagai Ketum PSI.
Sementara, ada pula 40,2% responden yang tidak setuju dengan keputusan tersebut.
Pada survei yang sama, KIC juga menemukan ada 88,2% responden yang setuju bahwa posisi pimpinan atau ketum partai politik harus diduduki orang yang punya pengalaman di partai politik. Sementara 11,8% responden lainnya tidak setuju akan hal tersebut.
Kedua hasil survei tersebut menunjukkan persepsi responden yang tidak konsisten. Pasalnya, Kaesang didaulat sebagai Ketum PSI tanpa rekam jejak apapun di dunia politik.
Adapun survei yang dilakukan KIC ini melibatkan 1.178 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan proporsi 53,8% responden perempuan dan 46,2% responden laki-laki.
Mayoritas responden berasal dari Pulau Jawa (77%), diikuti oleh responden dari Pulau Sumatra (11,6%) dan Pulau Sulawesi (4,2%). Sementara, proporsi responden yang berasal dari Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua berada di rentang 0,9-6,6%.
Mayoritas responden berasal dari kelompok usia antara 25-34 tahun (55,3%), diikuti kelompok 35-44 tahun (24,7%) dan kelompok 45-54 tahun (7,9%).
Pengambilan data dilakukan pada 10-11 Oktober 2023 secara online, di mana responden diminta untuk mengisi form secara mandiri.
(Baca juga: Gara-gara Kaesang, Elektabilitas PSI Menguat Tiga Kali Lipat)