Perang skala besar antara Israel dan Palestina kembali meletus awal Oktober 2023.
Perang kali ini berawal dari aksi kelompok militan Palestina, yaitu Hamas, yang menghujani wilayah Israel dengan roket pada Sabtu (7/10/2023). Kemudian pada Minggu (8/10/2023) Israel menyatakan perang dan mulai meluncurkan serangan balasan.
(Baca: Konflik Palestina-Israel Pecah Lagi, Ini Jumlah Korban Jiwa 16 Tahun Terakhir)
Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama periode 7-12 Oktober 2023 perang Israel-Palestina sudah menimbulkan sekitar 2.750 korban jiwa dan 10.159 korban luka dari kedua belah pihak.
"Pemboman Israel dari udara, laut, dan darat terus berlanjut dan meningkat di seluruh Jalur Gaza selama enam hari berturut-turut," kata OCHA dalam laporannya, Kamis (12/10/2023).
"Kelompok bersenjata Palestina di Gaza juga terus menembakkan roket mereka ke pusat-pusat permukiman Israel, meskipun dengan intensitas yang lebih rendah dibandingkan hari-hari sebelumnya," lanjutnya.
Berdasarkan lokasinya, korban Palestina paling banyak berada di Gaza, yakni korban jiwa 1.417 orang dan korban luka 6.268 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 33 orang dan korban luka 500 orang.
Di sisi lain, korban jiwa dari pihak Israel mencapai 1.300 orang dan korban luka 3.391 orang.
Jumlah korban sebenarnya mungkin lebih banyak dari yang tercatat. Pasalnya, menurut OCHA ada banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan di berbagai wilayah, tapi tim medis dan pertahanan sipil belum bisa mengakses wilayah tersebut karena kurangnya perlindungan, kurang peralatan, dan akses jalan yang rusak parah.
OCHA juga mencatat, jumlah pengungsi akibat perang ini terus bertambah hingga mencapai 423 ribu orang pada Kamis (12/10/2023).
Sekitar 64% pengungsi berlindung di pos-pos pengungsian United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA), dan sisanya tersebar di berbagai tempat.
"Diperkirakan ada lebih dari 153 ribu pengungsi, yang rumahnya hancur atau rusak, atau meninggalkan rumah karena ketakutan, berada di rumah kerabat dan tetangganya serta di fasilitas umum lainnya," kata OCHA.
Mereka juga melaporkan, Gaza telah mengalami pemadaman listrik total sehingga layanan kesehatan, air, dan sanitasi di ambang kolaps.
Pemadaman itu terjadi setelah Israel menyetop pasokan listrik dan bahan bakar ke Gaza pada 8 Oktober 2023, yang kemudian memicu habisnya cadangan bahan bakar pembangkit listrik di Gaza.
(Baca: Daftar Negara Investor Terbesar di Israel, Ada AS dan Tiongkok)