Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami inflasi tahunan 3,08% (year-on-year/yoy) pada Juli 2023. Lajunya terus melambat sejak Maret 2023, sekaligus menjadi inflasi terendah sejak awal tahun ini.
Adapun inflasi dalam negeri kini sudah mencapai target BI, yang menyasar laju inflasi berada di kisaran 3% sampai 4% pada 2023.
"Terjaganya inflasi di dalam kisaran sasaran tersebut tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," kata BI dalam siaran persnya, Selasa (1/7/2023).
"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5%±1% pada 2024," lanjutnya.
BPS mencatat, komoditas yang memiliki andil besar terhadap inflasi tahunan pada Juli 2023 adalah beras, ikan segar, daging ayam ras, bawang putih, telur ayam ras, rokok putih, rokok kretek filter, rokok kretek, dan bahan bakar rumah tangga.
Laju inflasi Juli 2023 juga dipengaruhi kenaikan harga sewa rumah, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, tarif angkutan antar kota, tarif angkutan dalam kota, solar, bensin, uang kuliah, uang sekolah SD, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan.
Sementara, komoditas yang menyumbang deflasi atau penurunan harga tahunan pada Juli 2023 adalah cabai merah, cabai rawit, bawang merah, tomat, cabai hijau, kol putih/kubis, minyak goreng, sabun cair/cuci piring, tarif angkutan udara, telepon seluler, dan televisi berwarna.
(Baca: BI Tahan Suku Bunga Acuan Juli 2023, Ekonomi Indonesia Dinilai Baik)
Jika dilihat dari kelompok pengeluarannya, pada Juli 2023 inflasi tahunan Indonesia paling besar terjadi di sektor transportasi. Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Transportasi: 9,58% (yoy)
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 3,98% (yoy)
- Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 3,08% (yoy)
- Pendidikan: 3,07% (yoy)
- Kesehatan: 2,69% (yoy)
- Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 2,37% (yoy)
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 2,03% (yoy)
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: 2,02% (yoy)
- Makanan, minuman dan tembakau: 1,90% (yoy)
- Pakaian dan alas kaki: 1,42% (yoy)
Hanya ada satu kelompok pengeluaran yang harganya turun atau mengalami deflasi tahunan pada Juli 2023, yakni sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi 0,24% (yoy).
(Baca: Proyeksi IMF: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stabil sampai 2024)