Pemerintah Indonesia menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) rata-rata 10% pada awal 2023. Kebijakan ini membuat harga rokok menjadi semakin mahal.
Namun, kenaikan harga itu tampaknya tak terlalu menghambat penjualan rokok di dalam negeri.
Hal itu tercermin dari laporan keuangan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Pada semester I 2023 HMSP mampu membukukan penjualan bersih senilai Rp56,15 triliun, meningkat sekitar Rp2,6 triliun dibanding semester I tahun lalu.
Perolehan itu berasal dari segmen penjualan sigaret kretek mesin senilai Rp35,3 triliun, sigaret kretek tangan Rp15,39 triliun, dan sigaret putih mesin Rp4,1 triliun.
Kemudian penjualan produk lain-lainnya menyumbang Rp587,1 miliar, sigaret putih tangan Rp496 miliar, dan penjualan ekspor Rp237,1 miliar.
Dari semua segmen tersebut, peningkatan penjualan paling signifikan berasal dari segmen sigaret kretek tangan, dengan pertumbuhan 26% (year-on-year).
Laba bersih HMSP juga bertambah banyak. Pada semester I 2023 mereka meraih laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp3,75 triliun, naik sekitar Rp701 miliar dibanding semester I tahun lalu.
(Baca: Penjualan Rokok HM Sampoerna Meningkat, Ini Merek Paling Laku)