10 Kota dengan Angka Kelahiran Terendah di Indonesia

Demografi
1
Adi Ahdiat 21/07/2023 13:50 WIB
10 Kota dengan Angka Kelahiran Total Terendah di Indonesia (2020)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Pada 2020 ada 98 kota di Indonesia. Dari jumlah tersebut, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta, merupakan kota dengan angka kelahiran total terendah.

Angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) adalah banyaknya anak yang diperkirakan dilahirkan oleh satu orang perempuan di suatu wilayah, dengan anggapan bahwa perilaku kelahirannya mengikuti pola tertentu.

Berdasarkan data Long Form Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Jakarta Pusat memiliki angka kelahiran total/TFR 1,54.

Artinya, rata-rata perempuan di kota tersebut diperkirakan melahirkan tidak sampai 2 orang anak selama masa aktif reproduksinya.

(Baca: Angka Kelahiran Anak di ASEAN Turun dalam 3 Dekade Terakhir)

Berikut daftar lengkap 10 kota dengan angka kelahiran total/TFR terendah di Indonesia pada 2020:

  1. Kota Jakarta Pusat (DKI Jakarta): 1,54
  2. Kota Jakarta Selatan (DKI Jakarta): 1,65
  3. Kota Yogyakarta (DI Yogyakarta): 1,67
  4. Kota Surabaya (Jawa Timur): 1,7
  5. Kota Tangerang Selatan (Banten): 1,71
  6. Kota Jakarta Timur (DKI Jakarta): 1,77
  7. Kota Magelang (Jawa Tengah): 1,79
  8. Kota Surakarta (Jawa Tengah): 1,79
  9. Kota Semarang (Jawa Tengah): 1,79
  10. Kota Jakarta Barat (DKI Jakarta): 1,8

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka kelahiran adalah indikator yang bisa mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh pencapaian pembangunan suatu negara.

"Negara-negara dengan pencapaian pembangunan yang lebih baik, seperti tingkat kesehatan, pendidikan, dan perekonomian yang lebih tinggi, cenderung memiliki tingkat kelahiran yang lebih rendah," kata BKKBN dalam modulnya yang bertajuk Proses Demografi, Konsep dan Ukuran Fertilitas.

"Negara-negara dengan tingkat kelahiran yang lebih rendah, cenderung mempunyai pencapaian pembangunan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengelolaan tingkat fertilitas merupakan suatu kebijakan yang penting untuk meningkatkan pencapaian pembangunan," lanjutnya.

(Baca: 55% Pasangan Usia Subur Berupaya Cegah Kehamilan pada 2022)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua