Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan stok cadangan pangan pemerintah (CPP) bisa mencapai minimal 5% dari total kebutuhan nasional bulanan.
CPP dibutuhkan agar pemerintah bisa melakukan intervensi jika terjadi gejolak harga bahan pangan pokok di dalam negeri.
Namun, sampai Juni 2023, stok CPP untuk beberapa jenis komoditas masih di bawah target, bahkan mencapai 0% dari kebutuhan nasional.
Hal ini diungkapkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam materi presentasinya yang bertajuk Situasi Pangan dan Strategi Badan Pangan Nasional Menjaga Stabilitas Pangan Nasional (Juni 2023).
Menurut dokumen tersebut, sampai 19 Juni 2023 pemerintah memiliki cadangan beras sekitar 600,8 ribu ton, sementara estimasi kebutuhan beras nasional 2,57 juta ton per bulan.
Dengan demikian, rasio stok cadangan beras pemerintah mencapai 23% dari total kebutuhan nasional bulanan, yang artinya sudah jauh melampaui target minimal.
Pemerintah juga memiliki cadangan gula pasir sangat besar, dengan rasio mencapai 41% dari total kebutuhan nasional bulanan, serta cadangan daging sapi dan kerbau dengan rasio 11%.
Namun, untuk beberapa komoditas pangan lain, seperti jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, daging ayam, telur ayam, dan ikan, rasio cadangan pemerintah masih 0% dari total kebutuhan nasional bulanan.
Adapun untuk komoditas minyak goreng, pemerintah memiliki cukup banyak cadangan, namun rasionya baru 3%, masih di bawah target Bapanas.
"Dengan ditetapkannya Perpres 125/2022, PMK 153/2022, serta PMK 34/2023 BUMN Pangan bersama Badan Pangan Nasional sedang berprogres dalam penguatan Cadangan Pangan Pemerintah baik melalui Subsidi Bunga Pinjaman serta Pemberian Penjaminan Pemerintah," kata Kepala Bapanas dalam materi presentasinya.
"Stok level (cadangan) masing-masing komoditas ditargetkan bisa 5%-10% dari kebutuhan atau market share nasional untuk dapat intervensi harga pasar," lanjutnya.
Berikut rincian volume cadangan pangan pemerintah berdasarkan komoditasnya, beserta estimasi kebutuhan nasional bulan, serta rasionya menurut data Bapanas per 19 Juni 2023:
Gula pasir
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 115.275,31 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 288.331 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 41%
Beras
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 600.820 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 2.570.163 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 23%
Daging Sapi dan Kerbau
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 7.648,83 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 68.066 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 11%
Minyak Goreng
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 20.172,26 kiloliter
- Kebutuhan nasional bulanan: 603.196 kiloliter/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 3%
Kedelai
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 509,93 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 227.979 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 0%
Ikan
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 482,72 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 1.339.425 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 0%
Daging Ayam
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 153,10 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 292.167 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 0%
Telur Ayam
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 98,03 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 490.041 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 0%
Bawang Merah
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 1,04 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 99.697 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 0%
Bawang Putih
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 0,34 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 55.780 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 0%
Cabai
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): 0,53 ton
- Kebutuhan nasional bulanan: 76.532 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 0%
Jagung
- Cadangan pangan pemerintah (CPP): -
- Kebutuhan nasional bulanan: 1.394.510 ton/bulan
- Persentase CPP terhadap kebutuhan nasional bulanan: 0%
(Baca: 10 Kabupaten dengan Ketahanan Pangan Terendah, Semuanya di Papua)