Kinerja ekspor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki Indonesia melemah pada awal 2023.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang kuartal I 2023 industri tersebut mencatatkan ekspor sekitar 95 ribu ton, turun 18,77% dibanding kuartal I 2022.
Dalam periode sama, nilai ekspornya juga turun 16,97% menjadi USD 1,94 miliar, seperti terlihat pada grafik di atas.
(Baca: Kinerja Ekspor Turun Awal 2023, Menaker Izinkan Industri Potong Gaji Buruh)
Kendati begitu, jika dirinci berdasarkan subkategori industrinya, penurunan kinerja ini tidak merata.
Pada kuartal I 2023, penurunan volume ekspor paling besar terjadi pada industri kulit yang disamak (-29,91%) dan sepatu olahraga (-29,09%).
Penurunan lebih kecil dialami industri barang dari kulit dan kulit buatan (-10,85%), serta alas kaki untuk keperluan sehari-hari (-6,82%).
Sementara, volume ekspor sepatu teknik lapangan atau sepatu keperluan industri meningkat cukup signifikan (+27,42%), meski tak cukup kuat mengerek kinerja kelompok industrinya secara keseluruhan.
(Baca: 13 Ribu Karyawan Kena PHK pada Kuartal I 2023)
Melemahnya kinerja ekspor industri kulit dan alas kaki tampaknya telah memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah pabrik.
Salah satunya adalah pabrik produsen sepatu Puma, PT Horn Ming Indonesia. Pada awal Juni 2023, perusahaan ini dilaporkan sudah melakukan proses PHK terhadap 600 karyawan.
Sebelumnya, pada Mei 2023, PT Panarub Industry yang merupakan pabrik produsen sepatu Adidas juga dilaporkan melakukan PHK terhadap 1.400 karyawan.
Staf Ahli Bidang Penguatan Industri Dalam Negeri Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito, memprediksi tren PHK di industri alas kaki masih akan berlanjut sampai 2024.
"Ya, (PHK industri alas kaki) sampai tahun depan, karena situasi rantai suplai dunia juga belum pulih," kata Ignatius, disiarkan Katadata.co.id, Selasa (13/6/2023).
(Baca: Jawa Barat, Provinsi dengan Korban PHK Terbanyak Kuartal I 2023)