Proyeksi OECD, Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,7% pada 2023

Ekonomi & Makro
1
Adi Ahdiat 26/04/2023 13:23 WIB
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia menurut OECD (2019-2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat dari 5,3% pada 2022 menjadi 4,7% pada 2023.

Proyeksi itu lebih pesimistis dibanding ramalan Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF).

Bank Dunia memprediksi tahun ini ekonomi Indonesia mampu tumbuh 4,9%, sedangkan IMF memperkirakan pertumbuhannya bisa mencapai 5%.

OECD juga menilai kondisi perekonomian global tahun ini masih penuh tantangan, sehingga pertumbuhannya bakal melambat dari 3,2% pada 2022 menjadi 2,6% pada 2023.

Mereka memandang dunia masih dibayangi ketidakpastian akibat perang Rusia-Ukraina yang belum kunjung usai. Harga komoditas energi global juga diprediksi bisa bergejolak lagi dan berisiko memicu inflasi yang lebih tinggi.

(Baca: Ekspor ke AS Merosot Kuartal I 2023, Sementara Pasar Tiongkok Menguat)

Kendati proyeksinya bernada pesimistis, OECD menilai Indonesia dan negara-negara Asia secara umum punya peluang pertumbuhan yang lebih baik ketimbang Amerika Serikat dan Eropa.

"Ekonomi negara pasar-berkembang di Asia tidak terlalu terpengaruh oleh perlambatan global, terbantu oleh pemulihan ekonomi Tiongkok dan tekanan inflasi yang lebih moderat," kata mereka dalam OECD Economic Outlook edisi Maret 2023.

OECD memproyeksikan ekonomi Tiongkok tahun ini mampu tumbuh 5,3% dan India tumbuh sekitar 6%. Sementara, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat hanya 1,5% dan Zona Euro 0,8%.

Di tengah kondisi ini, OECD mendorong negara-negara untuk tetap mengetatkan kebijakan moneter serta memperkuat kerja sama.

"Kebijakan moneter harus tetap restriktif, sampai ada tanda-tanda jelas bahwa inflasi akan turun secara berkesinambungan," kata OECD.

"Perlu ada peningkatan kerja sama internasional untuk menghadapi kerawanan pangan, kerawanan energi, membantu negara berpendapatan rendah untuk melunasi utang, serta upaya mitigasi emisi karbon," lanjutnya.

(Baca: Proyeksi IMF, Mayoritas Mitra Dagang RI Melemah pada 2023)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua