East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) kembali mengukur daya saing digital di seluruh provinsi Indonesia. Secara umum, skor daya saing digital mencapai 38,5 poin pada 2023. Angka ini mengalami peningkatan dari sebelumnya sebesar 35,2 poin pada 2022.
Adapun skala skor yang digunakan 0-100 poin. Semakin tinggi poinnya, semakin baik daya saingnya.
Indeks EV-DCI dibentuk dari tiga sub-indeks, di antaranya input, output, serta penunjang. Seluruh skor sub-indeks itu pun naik, sekaligus menjadi pendorong kenaikan skor EV-DCI tahun ini.
Sub-indeks input mencapai 40,1 poin pada 2023, naik dari sebelumnya 35,1 poin pada 2022. Bagian sub-indeks input ini melihat dari sisi kesiapan sumber daya manusia (SDM), pengeluaran dan penggunaan teknologinya.
Sementara sub-indeks output meraih 31,2 poin pada 2023, naik dari setahun sebelumnya sebesar 30,4 poin. Kategori output mengukur perkembangan digitalisasi, termasuk kewirausahaan dan produktivitas, hingga kondisi ketenagakerjaannya.
Terakhir, sub-indeks penunjang mendapatkan 50,8 poin pada 2023, naik dari capaian sebelumnya 42,9 poin pada 2022. Bagian penunjang ini memberikan poin paling tinggi dibandingkan sub-indeks lainnya.
Sub-indeks penunjang lebih banyak menyorot aspek dukungan pemerintah, yakni infrastruktur, keuangan, hingga kapasitas dan regulasi pemerintah daerah.
(Baca juga: Ini Perbandingan Tingkat Adopsi Digital UMKM di Wilayah Indonesia)
Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures melihat, tingkat adopsi internet dan digital sudah semakin merata, meski belum seluruhnya sempurna.
“Selain itu, banyak perusahaan startup Indonesia yang telah menyadari pentingnya penguatan fundamental bisnis, dibandingkan sekadar meningkatkan pertumbuhan pengguna (users) dalam jangka pendek,” kata Willson dalam laporan yang bertajuk Digital Competitiveness Index 2023, Keadilan Digital Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Selain tiga sub-indeks, skor ini juga dibentuk dari sembilan pilar dan 50 indikator. Riset dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) dan PwC Indonesia, yang menjadi edisi terakhir sejak pertama diluncurkan pada 2020.
Indeks ini merangkum perbandingan daya saing digital di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia. Dalam pengumpulan data, tim EV-DCI juga mensurvei perusahaan digital maupun startup serta konsumen pengguna aplikasi digital.
Survei persepsi perusahaan terhadap daya saing digital melibatkan lebih dari 39 perusahaan digital maupun startup pada November 2022–Januari 2023. Adapun survei konsumen pengguna aplikasi digital melibatkan 2.209 masyarakat pada Desember 2022.
Metode yang digunakan dalam survei ini di antaranya pengisian kuesioner secara online melalui link website. Pada survei perusahaan digital serta startup, survei dilakukan secara online dan dengan telepon atau telesurvey.
Laporan lengkap EV-DCI 2023 dapat diunduh di laman ini.
(Baca juga: Daya Saing Digital Indonesia 2023, dari Jakarta sampai Provinsi Baru Papua)