Menurut riset Katadata Insight Center (KIC), PT Salim Imvomas Pratama Tbk memiliki indeks keberlanjutan perusahaan terbaik di sektor perkebunan Indonesia.
Hal ini tercatat dalam laporan Katadata Corporate Sustainability Index yang dirilis KIC pada Agustus 2022.
KIC menyusun indeks ini berdasarkan data-data dari laporan keberlanjutan (sustainability report) yang dirilis 18 perusahaan terbuka sektor perkebunan dalam negeri pada Juni 2022.
KIC kemudian menganalisis laporan-laporan tersebut dengan menyoroti sejumlah indikator penting, seperti tingkat konsumsi energi dan air, pengurangan limbah dan emisi gas rumah kaca, program lingkungan hidup dan sosial, sampai sertifikasi terkait aspek keberlanjutan yang dimiliki perusahaan.
Hasil analisisnya dirumuskan ke dalam skor berskala 0-100. Skor 0 menunjukkan tingkat keberlanjutan yang sangat rendah, sedangkan 100 artinya sangat baik.
Dengan metode tersebut, PT Salim Ivomas Pratama Tbk mendapat skor 71,5, paling tinggi dibanding perusahaan perkebunan lain yang datanya tersedia.
"Berdasarkan laporan keberlanjutannya, total konsumsi energi PT Salim Ivomas Pratama Tbk pada 2021 sebesar 5,42 juta gigajoule (GJ), turun dari 7.334.000 GJ pada 2020," kata tim KIC.
"Pada 2021, emisi gas rumah kaca dari pabrik dan operasional PT Salim Ivomas Pratama Tbk juga tercatat turun 18%, terutama berkat peralihan bahan bakar di pabrik minyak kelapa sawit dari generator diesel ke listrik," lanjutnya.
Perusahaan perkebunan lain yang meraih skor indeks keberlanjutan cukup tinggi adalah PT Pinago Utama Tbk, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, dan lain-lainnya seperti terlihat pada grafik.
"Pemberian apresiasi ini diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk memaparkan data-data secara lengkap," kata tim KIC.
"Hasil penilaian tersebut juga merupakan bentuk dukungan terhadap pembiayaan keberlanjutan yang diterapkan berbagai instansi pembiayaan, serta rujukan untuk bisnis keberlanjutan dari hulu hingga hilir," lanjutnya.
Selain menilai keberlanjutan perusahaan perkebunan, KIC juga menyusun indeks serupa untuk sektor pertambangan, serta makanan dan minuman. Laporan lengkapnya dapat dilihat dan diunduh di tautan ini.
(Baca: Skor Keberlanjutan Lingkungan Negara G20, Indonesia Tertinggal Jauh)