Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Jawa Tengah mencapai 20,8% pada 2022. Provinsi tersebut menempati peringkat ke-20 tertinggi secara nasional.
Tercatat, Jawa Tengah hanya berhasil menurunkan angka balita stunting sebesar 0,1 poin dari tahun sebelumnya. Pada SSGI 2021, tercatat prevalensi balita stunting di Jawa Tengah sebesar 20,9%.
Terdapat 18 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 17 kabupaten/kota di bawah angka rata-rata prevalensi balita stunting Jawa Tengah.
Kabupaten Brebes merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Jawa Tengah pada SSGI 2022, yakni mencapai 29,1%. Angka tersebut meningkat 2,8 poin dari hasil SSGI pada tahun sebelumnya sebesar 26,3%.
Selanjutnya, Kabupaten Temanggung menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Jawa Tengah sebesar 28,9%, diikuti Kabupaten Magelang di peringkat ketiga sebesar 28,2%.
Adapun Kota Semarang memiliki prevalensi balita stunting terendah di Jawa Tengah, yakni hanya 10,4%. Lalu, posisinya disusul oleh Kota Magelang dan Kota Salatiga dengan prevalensi balita stunting masing-masing sebesar 13,9% dan 14,2%.
Berikut prevalensi balita stunting di Jawa Tengah berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kabupaten Brebes: 29,1%
- Kabupaten Temanggung: 28,9%
- Kabupaten Magelang: 28,2%
- Kabupaten Purbalingga: 26,8%
- Kabupaten Blora: 25,8%
- Kabupaten Rembang: 24,3%
- Kabupaten Sragen: 24,3%
- Kabupaten Batang: 23,5%
- Kabupaten Pekalongan: 23,5%
- Kota Pekalongan: 23,1%
- Kabupaten Pati: 23%
- Kabupaten Wonosobo: 22,7%
- Kabupaten Karanganyar : 22,3%
- Kabupaten Tegal: 22,3%
- Kabupaten Banjarnegara: 22,2%
- Kabupaten Kebumen: 22,1%
- Kabupaten Purworejo: 21,3%
- Kabupaten Boyolali : 20%
- Kabupaten Pemalang: 19,8%
- Kabupaten Sukoharjo: 19,8%
- Kabupaten Grobogan: 19,3%
- Kabupaten Kudus: 19%
- Kabupaten Semarang: 18,7%
- Kabupaten Jepara: 18,2%
- Kabupaten Klaten: 18,2%
- Kabupaten Wonogiri: 18%
- Kabupaten Cilacap: 17,6%
- Kabupaten Kendal: 17,5%
- Kota Tegal: 16,8%
- Kabupaten Banyumas: 16,6%
- Kota Surakarta: 16,2%
- Kabupaten Demak: 16,2%
- Kota Salatiga: 14,2%
- Kota Magelang: 13,9%
- Kota Semarang: 10,4%
(Baca: Kabupaten Pandeglang Miliki Prevalensi Balita Stunting Tertinggi di Banten pada 2022)