Berdasarkan laporan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), sepanjang 2022 Indonesia memproduksi biodiesel sekitar 11,8 juta kiloliter.
Volume produksi tersebut merupakan rekor tertinggi sejak awal pencatatan data Aprobi, seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Biodiesel RI Lebih Banyak Dipakai di Dalam Negeri Ketimbang Ekspor)
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani. Bahan bakar ini bisa digunakan untuk mesin diesel, baik dalam bentuk 100% biodiesel murni ataupun dicampur dengan solar dalam kadar tertentu.
Menurut Kementerian ESDM ada berbagai tanaman yang berpotensi diolah jadi biodiesel, seperti tanaman jarak, kemiri, kemiri cina, dan lain-lain.
Namun, sampai saat ini produksi biodiesel di Indonesia masih menggunakan bahan baku minyak sawit (crude palm oil/CPO).
(Baca: Konsumsi Minyak Sawit Indonesia Naik, Terutama untuk Biodiesel)
Adapun menurut laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), konsumsi minyak sawit untuk produksi biodiesel dalam negeri memang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pemanfaatan minyak sawit untuk biodiesel juga berpotensi kian bertambah mulai tahun ini, seiring dengan munculnya kebijakan pemerintah terkait mandatori B35 yang mewajibkan pencampuran biodiesel sebanyak 35% ke dalam minyak solar mulai 1 Februari 2023.
"Implementasi B35 merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk mengatasi krisis iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, yaitu percepatan energi yang inklusif, bersih, berkelanjutan dan mendorong investasi untuk mencapai Net Zero Emission," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya, Selasa (31/1/2023).
(Baca: Bukan Biodiesel, Ini Bahan Bakar Hijau yang Paling Laku di Skala Global)