Harga Batu Bara Acuan (HBA) Indonesia pada November 2022 berada di level US$308,2/ton, turun 7,39% dibanding bulan sebelumnya. Menurut Kementerian ESDM, penurunan ini dipengaruhi kondisi di Eropa dan Tiongkok.
"Meningkatnya pasokan gas di Eropa membuat harga gas melandai, kondisi ini berdampak juga pada harga batu bara yang ikut merosot," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam siaran pers, Kamis (3/11/2022).
Menurut data Bank Dunia, harga gas di Eropa memang mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Agustus 2022 harga gas alam Eropa sempat mencapai US$70/mmbtu, rekor tertinggi sepanjang sejarah. Namun, pada Oktober 2022 harganya sudah turun hampir setengahnya menjadi US$39/mmbtu.
"Selain itu, peningkatan produksi batu bara dan perlambatan ekonomi Tiongkok turut menjadi salah satu penyebab menurunnya harga batu bara secara global," kata Agung lagi.
Sebelumnya Bank Dunia sudah memprediksi bahwa harga komoditas energi fosil, termasuk batu bara, akan menurun seiring dengan melambatnya ekonomi global.
"Setelah melonjak 60% pada tahun 2022, harga energi diproyeksikan turun 11% pada 2023 dan turun lagi 12% pada 2024," kata Bank Dunia dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi Oktober 2022.
Bank Dunia memperkirakan rata-rata harga batu bara Australia yang menjadi acuan global akan berada di level US$320/ton pada 2022. Namun, rata-rata harganya diprediksi turun menjadi US$240/ton pada 2023, lalu melemah lagi jadi US$212,3/ton pada 2024.
(Baca: Ekonomi Melambat, Bank Dunia Prediksi Harga Batu Bara Turun sampai 2024)