Periode emas untuk tumbuh kembang anak ini dihitung sejak anak masih berupa janin di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun atau 1.000 hari pertama.
Pada fase ini terjadi pertumbuhan otak sangat pesat sehingga mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan sempurna. Jika terjadi kurang gizi pada periode emas ini, tumbuh kembang anak sulit diperbaiki di masa kehidupan berikutnya.
Sayangnya, masih banyak anak-anak Indonesia justru mengalami masalah gizi di periode emas ini yang mempengaruhi pertumbuhan dan kecerdasan mereka di masa depan.
Pendek (stunting) merupakan masalah gizi terbesar bagi anak usia di usia dini, baik anak usia di bawah 2 tahun (Baduta) maupun usia di bawah 5 tahun (Balita). Berikut ini masalah gizi yang dialami Baduta/Balita menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021.
Sebanyak 20,8% Baduta dan 24,4% Balita stunted/pendek. Di mana tinggi badan (TB)/Usia (U)
Ada 13,6% Baduta dan 17% Balita mengalami underweight (gizi kurang), di mana berat badan (BB)/U
Terdapat 7,8% Baduta dan 7% Balita wasted (kurus), di mana BB/TB
Ada pula 3,4% Baduta dan 3,8% Balita justru overweight (gemuk/kelebihan berat badan).