Indonesia tengah mengalami kenaikan harga bahan makanan, minuman, dan tembakau, termasuk di berbagai kota.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) kelompok makanan, minuman, dan tembakau (untuk sub kelompok makanan) Kota Sibolga berada di level 119,17 pada Maret 2022. Dengan demikian IHK, inflasi makanan di kota tersebut sebesar 2,31% dibanding bulan sebelumnya (month to month/m-to-m).
Jika dibandingkan dengan posisi Desember 2021, inflasi makanan di Kota Sibolga sebesar 5,44% (year to date/ytd). Jika dibandingkan dengan posisi Maret 2021, inflasi makanan di kota tersebut sebesar 10,42% (year on year/yoy).
Secara tahunan, inflasi makanan Kota Sibolga merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan 89 kota lainnya yang disurvei BPS serta lebih tinggi dari rerata inflasi sub kelompok makanan secara nasional yang sebesar 3,41% (yoy).
Kota/wilayah dengan inflasi makanan tertinggi berikutnya adalah Kota Pare-Pare, yakni sebesar 9,88% (yoy). Diikuti Sintang dengan inflasi sebesar 8,55% (yoy), Kota Pangkal Pinang sebesar 8,22% (yoy), dan Kota Singkawang sebesar 8% (yoy).
(Baca: Inflasi Tahunan Indonesia Turun Jadi 2,06% per Februari 2022)
Ada pula Kota Padangsidempuan dengan inflasi makanan sebesar 7,86% (yoy). Setelahnya ada Kota Palopo dengan inflasi sebesar 7,47% (yoy), Luwuk sebesar 7.04% (yoy), serta Kota Tangerang dan Merauke masing-masing sebesar 6,9% (yoy) dan 6,89% (yoy).
Sebagai informasi, kelompok makanan, minuman, dan tembakau terdiri:
-Sub kelompok makanan
-Sub kelompok minuman tidak berakohol
-Sub kelompok minuman berakohol
-Sub kelompok rokok dan tembakau
Mulai 2018, BPS melakukan survei IHK di 90 kota/wilayah yang tersebar di 34 provinsi. Dengan demikian perhitungan IHK menggunakan tahun dasar perhitungan indeks 2018=100.