Perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB) menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp140,15 triliun pada 2021. Nilai tersebut porsinya hanya 0,83% terhadap total PDRB dari 34 provinsi Indonesia.
Jika diukur menurut PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi NTB tumbuh 2,3% pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Capaian tersebut lebih baik dari tahun 2020 yang mengalami kontraksi 0,62%, namun masih di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 3,69% pada 2021.
(Baca: Penduduk Beragama Islam di Lombok Timur Terbanyak se-NTB pada 2021)
Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian masih menjadi penopang terbesar perekonomian NTB dengan kontribusi sebesar 22,8% terhadap PDRB. Diikuti sektor pertambangan dan penggalian sebesar 17,33%, serta perdagangan besar dan eceran 13,98%.
Sektor konstruksi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 8,94% pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Diikuti sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 7,87%, serta sektor pengadaan listrik dan gas tumbuh 7,73%.
Dari sisi pengeluaran, komponen konsumsi rumah tangga menopang PDRB NTB sepanjang tahun lalu dengan kontribusi sebesar 60,74%. Diikuti komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 37,83%, serta komponen konsumsi pemerintah sebesar 15,15%.
Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan 1,79% pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Sementara komponen PMTB tumbuh 3,81%.
(Baca: Angka Kesakitan Nusa Tenggara Barat Tertinggi Nasional pada 2021)