Rusia menerima banyak sanksi dari dunia internasional akibat invasinya ke Ukraina. Salah satu sanksinya berupa pembekuan cadangan devisa di luar negeri.
Menurut data lembaga riset hubungan internasional Atlantic Council, Rusia memiliki cadangan devisa senilai US$630 miliar yang tersebar di wilayah yurisdiksi Tiongkok, Prancis, Jepang, Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris.
Ada juga cadangan devisa Rusia yang tersimpan di lembaga keuangan internasional, seperti International Monetary Fund (IMF) dan Bank for International Settlement (BIS).
Namun, sampai Senin (7/3) cadangan devisa Rusia yang bisa diakses tinggal simpanannya di Tiongkok, yang porsinya 17,67% dari total cadangan mereka.
Sedangkan sekitar 61% lainnya sudah dibekukan, dengan rincian wilayah dan porsi simpanan sebagai berikut:
- Prancis: 15,62% beku
- Jepang: 12,8% beku
- Jerman: 12,16% beku
- Amerika Serikat: 8,45% beku
- IMF/BIS: 6,4% beku
- Inggris: 5,76% beku
Atlantic Council menerangkan bahwa data ini belum memperhitungkan cadangan devisa yang tersimpan di dalam negeri Rusia.
Porsi simpanan Rusia di IMF/BIS juga dinilai belum menggambarkan besaran sesungguhnya, karena datanya sulit dipastikan.
(Baca Juga: Ini Sektor Proyek RI yang Rentan Kehilangan Investasi Rusia)