Rusia telah menerima banyak sanksi ekonomi terkait invasinya ke Ukraina sejak akhir Februari 2022.
Menurut data lembaga riset hubungan internasional Atlantic Council, sampai Senin (7/3), sekitar 61% cadangan devisa bank sentral Rusia yang tersebar di wilayah yurisdiksi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris sudah dibekukan.
Atlantic Council memperkirakan saat ini cadangan devisa Rusia di luar negeri yang bisa diakses hanya sekitar 17%, dan cadangan tersebut tersimpan di Tiongkok.
Data ini menjadi salah satu indikator yang menunjukkan betapa perekonomian Rusia sedang sangat terguncang akibat perang dan sanksi global.
Bukan tidak mungkin, hal ini juga menjadi pertanda bahwa aliran investasi dari Rusia ke Indonesia akan merosot, atau bahkan hilang sama sekali dalam beberapa waktu ke depan.
Proyek Investasi Rusia Mayoritas di Sektor Tersier
Jika dilihat dari trennya, selama periode 2011-2021 investasi Rusia di Indonesia paling banyak masuk ke proyek-proyek di sektor tersier, seperti dapat dilihat pada grafik.
Sektor tersier ini meliputi:
- Konstruksi
- Perdagangan dan reparasi
- Hotel dan restoran
- Transportasi, gudang, dan telekomunikasi
- Perumahan, kawasan industri, dan perkantoran
- Jasa lainnya
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), proyek-proyek di sektor itulah yang paling banyak mendapat aliran investasi dari Rusia dalam satu dekade terakhir, dengan capaian tertinggi berjumlah 201 proyek pada 2021.
Rusia hanya memiliki sedikit proyek investasi di sektor sekunder Indonesia, yang meliputi industri makanan, kertas dan percetakan, kimia dan farmasi, karet dan plastik, industri logam dasar, barang logam bukan mesin, dan industri lainnya.
BKPM mencatat selama sepuluh tahun belakangan investasi Rusia baru masuk ke sektor sekunder sejak 2014, dengan jumlah rata-rata di bawah 10 proyek per tahun.
Sedangkan proyek investasi Rusia di sektor primer jauh lebih rendah lagi, bahkan nyaris nihil.
Selama periode 2011-2021 hanya ada 2 proyek sektor primer yang menerima investasi Rusia, terdiri dari 1 proyek tahun 2018 dan 1 lagi tahun 2019. Sektor primer ini meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan pertambangan.
(Baca Juga: Meski Dianggap "Sahabat", Investasi Rusia di Indonesia Relatif Rendah)