Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran konsumsi rumah tangga di Bali sebesar Rp 20,16 triliun pada kuartal III-2021. Nilai itu terkontraksi 1,09% dibandingkan pada kuartal III-2020 (year on year/yoy).
Kondisi tersebut pun berpengaruh terhadap perekonomian Bali yang turun 2,91% (yoy) pada kuartal lalu. Ini mengingat pengeluaran konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 54,42% terhadap total PDRB Bali.
Hal berbeda terjadi di Nusa Tenggara Barat. BPS mencatat, pengeluaran konsumsi rumah tangga di provinsi tersebut tumbuh 3,49% (yoy) menjadi Rp 14,32 triliun pada kuartal III-2021.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga juga menjadi penopang terbesar PDRB di NTB. Persentasenya tercatat mencapai 58,55%.
Sementara, pengeluaran konsumsi rumah tangga di Nusa Tenggara Timur tercatat tumbuh 1,67% (yoy) menjadi Rp 13,33 triliun pada kuartal III-2021. Komponen itu berkontribusi sebesar 68,16% terhadap perekonomian NTT.
(Baca: Konsumsi Masyarakat DKI Jakarta Tumbuh Tertinggi Se-Jawa pada Kuartal III 2021)