Hasil survei Charta Politika menunjukkan, sebanyak 43,3% masyarakat indonesia tidak percaya pada data penanganan virus corona Covid-19 dari pemerintah. Rinciannya, sebanyak 37,1% kurang percaya dan 6,2% tidak percaya sama sekali.
Meski demikian, masyarakat Indonesia yang percaya dengan data penanganan corona dari pemerintah lebih banyak, yakni 53,1%. Secara rinci, sebanyak 48,6% responden menyatakan cukup percaya dan 4,5% sangat percaya.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, masih tingginya ketidakpercayaan masyarakat tersebut akibat pemerintah belum transparan atas data penanganan corona. Di samping itu, pemerintah memang memiliki sengkarut permasalahan data.
Permasalahan teranyar terkait dengan data kematian akibat corona. Akibatnya, pemerintah pun memutuskan untuk tak menggunakan data tersebut sebagai indikator penilaian penanganan pandemi.
Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan Panji Fortuna menjelaskan bahwa pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat real time. Data yang dilaporkan merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya. Data yang bias tersebut menyebabkan penilaian yang kurang akurat terhadap level PPKM di suatu daerah.
Adapun, Charta Politika melakukan survei terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia pada 12-20 Juli 2021. Survei menggunakan metode sampel acak bertingkat (multistage random sampling) dengan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) lebih dari 2,83% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca: Zona Merah Covid-19 RI Turun Jadi 201 Daerah)