Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 18,55 miliar atau setara Rp 267 triliun (kurs Rp 14.400/US$) pada Juni 2021. Jumlah itu meningkat 9,52% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 16,9 miliar. Angkanya pun naik 54,46% dibandingkan pada Juni 2020 yang sebesar US$ 12,01 miliar.
Kenaikan ekspor secara bulanan terjadi karena ekspor nonmigas meningkat 8,45% dari US$ 15,96 miliar menjadi US$ 17,23 miliar. Kemudian, ekspor migas naik 27,23% dari US$ 968,4 juta menjadi US$ 1,23 miliar.
Sementara, nilai impor tercatat sebesar US$ 17,23 miliar pada Juni 2021, meningkat 21,03% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 14,23 miliar. Nilai itu juga meningkat 60,12% dibandingkan Juni 2020 yang sebesar US$ 10,76 miliar.
Kenaikan impor secara bulanan disebabkan impor migas naik 11,44% dari US$ 2,06 miliar menjadi US$ 2,29 miliar. Lalu, impor nonmigas naik 22,66% dari US$ 12,17 miliar menjadi US$ 14,93 miliar.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia tercatat sebesar US$ 1,31 miliar pada Juni 2021. jumlah itu menyusut 51,21% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 2,4 miliar.
Adapun secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 102,87 miliar sepanjang Januari-Juni 2021. Nilainya naik 34,78% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan, nilai impor sebesar US$ 91,01 miliar sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Nilainya meningkat 28,36% dibandingkan semester I-2020.
Alhasil, neraca dagang Indonesia mencapai US$ 11,86 miliar sepanjang Januari-Juni 2021. Jumlah itu meningkat 118% dibandingkan pada Januari-Juni 2020.
(Baca: Meski Turun, Ekspor RI ke Tiongkok Terbesar pada Mei 2021)