Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Merauke mencapai 10,19 persen pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 0,18 persen poin dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin tercatat 24.720 jiwa dari total 246.397 jiwa penduduk.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Pulau Papua, tingkat kemiskinan Merauke berada di peringkat ke-42. Secara nasional, Merauke menempati urutan ke-234 dalam hal persentase penduduk miskin. Pertumbuhan persentase kemiskinan sebesar 1,8 persen menunjukkan adanya tantangan dalam upaya penurunan kemiskinan di daerah ini.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Kota Baru 2015-2024)
Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Merauke selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006, yakni 32,15 persen, sementara terendah pada tahun 2023 sebesar 10,01 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2006 sebesar 14,21 persen, dan terendah pada tahun 2008 turun 50,29 persen. Dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 10.10 persen, kondisi kemiskinan di Merauke menunjukkan sedikit kenaikan. Jika dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 10.10 persen, kondisi kemiskinan di Merauke stabil.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua Selatan yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Merauke memiliki sejumlah perbedaan. Kabupaten Mappi memiliki persentase kemiskinan 25,7 persen, Kabupaten Asmat 24,5 persen, dan Kabupaten Boven Digoel 19,24 persen. Jumlah penduduk miskin di Merauke lebih kecil dibandingkan Mappi (27.180 jiwa) dan Asmat (26.240 jiwa), namun lebih besar dari Boven Digoel (14.050 jiwa).
Kabupaten Boven Digoel
Boven Digoel menduduki peringkat ke-56 secara nasional dalam persentase kemiskinan, dengan angka mencapai 19,24 persen. Jumlah penduduk miskin tercatat 14.050 jiwa dari total 70.400 jiwa penduduk, menunjukkan bahwa lebih dari seperlima penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan di kabupaten ini mencapai Rp 622.315 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 84,98 juta per tahun. Pertumbuhan ekonomi di Boven Digoel menunjukkan dinamika yang menarik, dengan pertumbuhan penduduk sebesar 4,81 persen, pertumbuhan jumlah penduduk miskin negatif turun 1,4 persen, dan pertumbuhan pendapatan per kapita sebesar 7,78 persen.
(Baca: 67,3% Penduduk Kota Cimahi pada 2024 Berusia 15-59 Tahun)
Kabupaten Mappi
Dengan persentase kemiskinan 25,7 persen, Mappi berada di urutan ke-32 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Mappi mencapai 27.180 jiwa dari total 112.071 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di Mappi tercatat Rp 480.727 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat Mappi adalah Rp 33,31 juta per tahun. Terjadi pertumbuhan jumlah penduduk miskin sebesar 1,34 persen, pertumbuhan penduduk sebesar 2,69 persen, dan pertumbuhan pendapatan per kapita sebesar 4,55 persen.
Kabupaten Asmat
Kabupaten Asmat mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 24,5 persen, menempatkannya pada peringkat ke-36 di tingkat nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 26.240 jiwa dari total populasi 116.993 jiwa. Garis kemiskinan di wilayah ini adalah Rp 487.035 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduk mencapai Rp 28,77 juta per tahun. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin tercatat 2,58 persen, pertumbuhan penduduk sebesar 6,49 persen, dan pertumbuhan pendapatan per kapita sebesar 5,66 persen.