Polusi udara di Jakarta menjadi sorotan lantaran termasuk salah satu yang terburuk di dunia. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dan Greenpeace menyatakan, salah satu kontributor dari buruknya kualitas udara berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara. Walhi menilai PLTU ini menyumbang 20-30% polusi udara di Jakarta, sedangkan transportasi 30-40%.
Namun, tudingan tersebut dibantah oleh VP Corporate Communication Perusahaan Listrik Negara (PLN), I Made Suprateka. Ia menyatakan bahwa 70% polusi udara Jakarta disumbang oleh kendaraan bermotor. Selain itu Made juga menilai bahwa PLTU tidak mungkin menjadi penyebab polusi udara Jakarta karena jarak PLTU cukup jauh dari Jakarta.
Menurut Made, setiap PLTU PLN juga telah dilengkapi dengan teknologi penangkal polusi, seperti super ultra critical. Pernyataan tersebut disampaikan dalam rapat bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan organisasi lingkungan hidup.
Berdasarkan riset Greenpeace pada 2017, terdapat 10 PLTU batu bara yang berjarak 100 km dari ibu kota. Persebarannya PLTU batu bara terdapat di Banten sebanyak 7 unit yang beroperasi dan 3 unit sedang dibangun, Bekasi dengan 2 unit yang beroperasi dan 1 unit dibangun, terakhir terdapat di Jawa Barat sebanyak 1 PLTU yang sedang beroperasi.
(Baca Databoks: Greenpeace Proyeksikan Ada 5.260 Kematian Dini Akibat Polusi dari PLTU)