Untuk sementara, data ini tidak dapat ditampilkan. Kami sedang berusaha
memperbaikinya.
Sumber
Sumber
Mohon maaf, telah terjadi kesalahan
Untuk sementara, data ini tidak dapat ditampilkan. Kami sedang berusaha
memperbaikinya.
A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar
Kekhawatiran terhadap perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok serta ancaman kenaikan suku bunga The Fed membuat pasar finansial global dilanda ketidakpastian. Ini yang membuat nilai tukar rupiah melemah sehingga memicu naiknya persepsi risiko investasi di pasar finansial domestik.
Berdasarkan data Bloomberg risiko gagal bayar (Credit Default Swap/CDS) obligasi Pemerintah Indonesia dalam mata uang dolar Amerika (tenor 10 tahun) pada perdagangan 28 Juni 2018 meningkat 5,64 poin (2,6%) menjadi 221,98 dari penutupan sehari sebelumnya dan juga naik 68,05 poin (44,2%) dari akhir 2017. Posisi tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak 3 Februari 2017.
Meskipun Indonesia telah masuk ke level layak investasi, namun CDS Indonesia masih tetap tinggi dan bahkan sejak awal Februari mengalami tren kenaikan hingga akhir semester pertama tahun ini. Hal ini berimbas terhadap ini indeks harga saham gabungan (IHSG) dimana sepanjang semester pertama tahun ini mengalami penurunan 8,75% ke 5.799,24. Demikian pula nilai tukar rupiah terdepresiasi 5,4% ke level 14.330/dolar Amerika dibanding posisi akhir 2017 dan indeks komposit obligasi Indonesia (ICBI) terkoreksi 4,28% ke 233,02 dari posisi akhir tahun lalu.