Badan Pusat Statistik merilis angka ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur dengan indikator Gini Ratio pada September 2017 sebesar 0,391 dari skala 0-1. Angka ini turun 0,002 poin dibanding posisi Maret 2017 dan juga lebih rendah 0,003 poin dari posisi September 2016, serta merupakan yang terendah sejak 2012. Penurunan Gini Ratio ini merupakan yang keenam kalinya secara beruntun sejak September 2014.
Gini Ratio untuk daerah perkotaan pada September 2017 tercatat sebesar 0,404, lebih rendah posisi Maret 2017 yang mencapai 0,407 maupun pada September 2016 sebesar 0,409. Sementara angka ketimpangan pengeluaran penduduk daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 0,32 sama dengan posisi Maret 2017, tapi naik 0,004 poin dari posisi September 2016.
Koefisien Gini merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk secara menyeluruh suatu wilayah. Semakin kecil koefisien Gini Ratio dan semakin mendekati angka nol mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk semakin kecil. Sebaliknya, jika koefisien Gini Ratio makin besar mendekati angka satu menunjukkan angka ketimpangan pengeluaran penduduk semakin melebar.
(Baca Databoks: 2018, Pemerintah Targetkan Ketimpangan Turun Menjadi 0,38%)
(Baca Databoks: 2016, Ketimpangan Yogyakarta Tertinggi di Indonesia)