Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi rokok per kapita tertinggi di ASEAN. Menurut data Tobaccoatlas.org, konsumsi rokok masyarakat Indonesia usia 15 tahun ke atas pada 2014 mencapai 1.322,3 batang perkapita per tahun. Diperingkat kedua ditempati Filipina dengan konsumsi 1.291,08 per batang per tahun. Diposisi ketiga, yaitu Vietnam dengan konsumsi 1.215,3 batang per tahun.
Rendahnya kesadaran kesehatan masyarakat terhadap bahaya merokok serta kebiasaan menikmati asap tembakau sejak usia dini membuat konsumsi lintingan tembakau di Indonesia cukup tinggi. Bahkan di kalangan masyarakat tertentu rela mengurangi anggaran belanja rumah tangganya asalkan bisa menikmati asap dari racikan tembakau.
Atlas Tembakau Indonesia menjelaskan, rokok mempengaruhi tingkat kemiskinan karena sebenarnya bukan bahan makanan pokok, namun tingkat konsumsinya tinggi. Konsumsi rokok tertinggi dari tahun 2012-2017 berada pada kuintil kalangan terbawah sebesar 82%. Konsumsi merokok pada laki-laki meningkat di semua kuintil kekayaan
Kemudian, harga rokok memiliki andil terhadap faktor kemiskinan 11.38% di pedesaan dan 12.22% di perkotaan. Selain itu, anak-anak dari orang tua perokok (perokok kronis) memiliki pertumbuhan berat badan secara rata-rata lebih rendah 1,5 kg dibandingkan dengan anak-anak dari orang tua bukan perokok.
(Baca: Persentase Penduduk Merokok Kabupaten Cianjur Tertinggi di Jawa Barat pada 2021)