Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kota Probolinggo mencapai Rp77.198 per kapita per bulan pada tahun 2024, sedikit turun 8,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran ini merupakan bagian dari rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp324.415.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kategori lain, alokasi untuk rokok dan tembakau cukup signifikan. Misalnya, pengeluaran untuk makanan jadi tercatat Rp214.579 per kapita per bulan, sementara untuk kecantikan Rp73.520 per kapita per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok dan tembakau masih menjadi prioritas bagi sebagian masyarakat Kota Probolinggo.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Estonia 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kota Probolinggo fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2018 tercatat Rp69.319, kemudian turun menjadi Rp65.683 pada tahun 2019. Tahun 2020, pengeluaran melonjak tinggi menjadi Rp86.443, namun kembali turun di tahun 2021 menjadi Rp76.635. Tahun 2022 dan 2023, pengeluaran kembali naik menjadi Rp76.704 dan Rp84.316 sebelum akhirnya sedikit menurun di tahun 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan pertumbuhan 31,6 persen.
Dalam skala regional, posisi Kota Probolinggo berada di peringkat 36 dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur dalam hal besaran pengeluaran untuk rokok dan tembakau tahun 2024. Peringkat ini menempatkan Kota Probolinggo di urutan 116 di tingkat Pulau Jawa dan 473 secara nasional. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Timur, Kabupaten Gresik mencatatkan pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau, yakni Rp168.530 per kapita per bulan.
Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di sekitarnya, Kabupaten Probolinggo mencatatkan pengeluaran untuk rokok dan tembakau sebesar Rp98.812 per kapita per bulan pada tahun 2024, sedikit naik 0,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, Kabupaten Jember mencatat Rp97.069 dengan pertumbuhan 1,7 persen. Kabupaten Pasuruan berada di peringkat lebih tinggi dengan pengeluaran Rp135.862 dan pertumbuhan 6,4 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Lampung Selatan Periode 2004 - 2024)
Kota Surabaya
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan di Kota Surabaya tahun 2024 mencapai Rp1.541.006, tumbuh 34 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sekaligus menduduki peringkat pertama di Jawa Timur. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan makanan dan bukan makanan mencapai Rp2.602.451, sedikit turun 2,3 persen. Sementara itu, pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp1.061.445, tumbuh 29.6 persen.
Kota Malang
Kota Malang mencatatkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.216.228 pada tahun 2024, naik 4.5 persen. Untuk pengeluaran rata-rata per kapita sebulan makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.954.918, turun 10.8 persen. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp738.690, tumbuh 3.3 persen. Peringkat Kota Malang berada di urutan keempat di Jawa Timur.
Kota Madiun
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan di Kota Madiun mencapai Rp1.192.091 pada tahun 2024, naik 15.3 persen. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan makanan dan bukan makanan sebesar Rp2.043.693, turun 12.8 persen. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan tercatat Rp851.602, tumbuh 7 persen. Kota Madiun menempati peringkat kelima dalam hal pengeluaran untuk makanan di Jawa Timur.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo mencatatkan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan bukan makanan sebesar Rp1.077.404 pada tahun 2024, tumbuh 14.7 persen. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan makanan dan bukan makanan mencapai Rp1.959.255, turun 7 persen. Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan mencapai Rp881.851, tumbuh 16 persen. Kabupaten Sidoarjo menempati peringkat ketiga di Jawa Timur.