Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2022 Indonesia melakukan impor daging sejenis lembu (sapi, kerbau, dan sejenisnya) sebanyak 225,6 ribu ton.
Volume itu meningkat 6,7% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Pada 2022 Indonesia paling banyak mengimpor daging sejenis lembu dari India, dengan volume 105,8 ribu ton. Porsinya mencapai hampir separuh dari total impor daging nasional.
Ada banyak pula daging yang diimpor dari Australia, Brasil, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Spanyol dengan rincian seperti terlihat pada grafik di atas.
(Baca: Impor Daging Meningkat pada 2022, Capai Rekor Tertinggi Baru)
Adapun baru-baru ini Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan ingin mengurangi impor pangan, salah satunya komoditas daging sapi.
"Kalau kita bicara industrialisasi pangan, bagaimana kita mengurangi impor pangan, termasuk sapi dan gula," kata Erick dalam wawancara pers di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, disiarkan Bisnis.com, Rabu (10/5/2023).
Erick memperkirakan kebutuhan impor daging sapi bisa naik dua kali lipat pada 2035 akibat pertumbuhan penduduk.
Ia pun menilai Indonesia perlu bekerja sama dengan negara lain, salah satunya Qatar, untuk mendorong industrialisasi pangan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor daging.
Menurut Erick, Qatar pernah kesulitan memperoleh pasokan daging sapi. Namun, mereka kemudian mengimpor sapi hidup dan mengembangkan peternakan lokal.
"Kalau Qatar saja impor ribuan sapi terus peternakan maju, (di sana) gurun atau banyak daun? Kalau gurun saja bisa piara sapi, (alam) kita hijau (harusnya) bisa piara sapi," kata Erick.
(Baca: Impor Sayuran Meningkat pada 2022, Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir)