Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga acuan nikel Indonesia sebesar US$17.072,14 per dry metric tonne (dmt) pada November 2024.
Acuan itu naik 5,54% dari November 2024 yang sebesar US$16.175,23 per dmt.
Dibandingkan dengan tahun awal kalender (year-to-date/ytd), harga acuan November 2024 naik 4.29% dari Januari 2024 yang sebesar US$16.368,86 per dmt.
Namun, bila dibandingkan dengan acuan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), harga acuannya turun. Harga acuan November 2024 jatuh hingga 8,03% dari November 2023 yang sebesar US$18.563,64 per dmt.
Harga acuan ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (Kepmen ESDM) Nomor 301.K/MB.01/MEM.S/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Bulan November tahun 2024, pada 18 November 2024.
Peta Jalan Dekarbonisasi, Upaya Tekan Emisi Nikel yang Tinggi
Pemerintah sedang menyusun dokumen peta jalan dekarbonisasi industri nasional yang menjadi bagian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Peta jalan tersebut disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia.
Wakil Menteri PNN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, mengatakan peta jalan tersebut akan diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan nasional. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Indonesia berkomitmen untuk menjadi negara yang berdaulat dan berkelanjutan pada 2045.
Febrian mengatakan, peta jalan tersebut juga disusun untuk menjawab tantangan besar yang dihadapi industri nikel Indonesia. Selama 10 tahun terakhir, kebijakan hilirisasi disebut berhasil meningkatkan pendapatan sektor nikel sebesar dua kali lipat.
"Namun, sektor ini juga menjadi penyumbang signifikan emisi gas rumah kaca," kata Febrian dalam gelaran Conference of the Parties 29 atau COP29 di Baku, Azerbaijan, dikutip dari keterangan resmi Bappenas di Jakarta, Selasa (19/11).
Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas, Nizar Marizi, mengatakan Indonesia berpetualang memaksimalkan potensi nikel karena memiliki cadangan terbesar di dunia.
Namun, pemerintah harus memastikan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan sejalan dengan komitmen nasional untuk menekan dampak lingkungan, khususnya emisi GRK.
"Dengan pendekatan yang berkelanjutan, kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi dan tetap memenuhi tujuan iklim nasional,” kata dia.
(Baca juga: Pemerintah Naikkan Harga Acuan Nikel RI 1,67% pada Oktober 2024)