Aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas, merilis laporan tahunan terkait kondisi udara Indonesia pada Senin (15/1/2024).
Menurut laporan ini, Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi kota dengan polusi udara terburuk nasional sepanjang 2023.
Nafas mengukur kualitas udara berdasarkan tingkat polusi particulate matter (PM) 2.5. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batas aman kadar polusinya maksimal 5 mikrogram per meter kubik (m³).
Namun, sepanjang 2023 rata-rata konsentrasi PM 2.5 di Tangsel mencapai 48 mikrogram per m³, sekitar 9 kali lipat di atas batas aman WHO.
Adapun Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) membuat indeks kualitas udara sebagai berikut:
- Polusi PM 2.5 antara 0—12 mikrogram per m³: indeks kualitas udara baik
- Polusi PM 2.5 antara 12,1—35,4 mikrogram per m³: sedang/moderat
- Polusi PM 2.5 antara 35,5—55,4 mikrogram per m³: tidak sehat bagi kelompok sensitif.
- Polusi PM 2.5 antara 55,5—150,4 mikrogram per m³: tidak sehat
- Polusi PM 2.5 antara 150,5—250,4 mikrogram per m³: sangat tidak sehat
- Polusi PM 2.5 lebih dari 250,4 mikrogram per m³: berbahaya
Jika merujuk ke indeks tersebut, polusi PM 2.5 di Tangsel yang mencapai 48 mikrogram per m³ tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Kadar polusi udara Tangsel juga sekitar 3 kali lipat lebih tinggi dari Baku Mutu Udara Ambien Nasional Tahunan Indonesia, yakni 15 mikrogram per m³.
Menurut Nafas, polusi udara Tangsel tak terlepas dari banyaknya polusi bawaan dari daerah sekitarnya (transboundary pollution).
Nafas juga menilai, keberadaan dataran tinggi di sisi barat daya Tangsel yang menahan pergerakan angin turut mendukung akumulasi polusi udara di wilayah tersebut.
Selain Tangsel, ada sembilan kota lain yang kadar polusinya tergolong tinggi di skala nasional.
Berikut daftar lengkap 10 kota dengan tingkat polusi udara PM 2.5 tertinggi sepanjang 2023 menurut laporan Nafas:
- Tangerang Selatan (Tangsel): 48 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- Bandung Raya: 44 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- Tangerang: 43 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- Bogor: 43 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- Bekasi: 42 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- Depok: 42 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- DKI Jakarta: 38 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- Semarang: 37 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- Surabaya Raya: 37 mikrogram per m³ (tidak sehat bagi kelompok sensitif)
- Malang Raya: 33 mikrogram per m³ (moderat)
(Baca: Sore Ini Polusi Udara Jawa Barat Tercatat Paling Buruk di Indonesia (Selasa, 16 Januari 2024))