Laporan Kementerian Kesehatan menunjukkan, ada sejumlah gejala umum pasien yang diduga menderita hepatitis akut di Indonesia. Mayoritas atau 78,6% pasien masing-masing mengalami demam dan hilang nafsu makan.
Gejala umum lainnya yang dialami pasien dugaan hepatitis akut di Indonesia adalah muntah yakni sebanyak 71,4%. Kemudian, sebanyak 64,3% mengatakan mual dan 57,1% alami jaundice alias kuning.
Ada pula pasien yang mengalami perubahan warna urin, seperti warna the dan nyeri bagian perut. Pasien yang mengalami dua gejala tersebut memiliki persentase masing-masing 50%.
Berikutnya, sebanyak 42,9% pasien mengalami diare akut. Gejala lainnya, seperti malaise/lethargy dan sesak nafas (masing-masing 28,6%), perubahan warna feses menjadi pucar (21,4%), dan gatal (7,1%).
Kabar terbaru, Kemenkes melaporkan ada 14 kasus dugaan hepatitis akut di dalam negeri per 17 Mei 2022. Mayoritas atau sebanyak 7 kasus, di antaranya adalah berusia di bawah 5 tahun.
Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) mengimbau agar masyarakat melakukan pencegahan, di antaranya dengan mencuci tangan, konsumsi serta minum air bersih dan matang, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya.
Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat makan sendiri-sendiri. Kemudian, penggunaan masker dan menjaga jarak.
(Baca: Kemenkes: Ada 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di RI hingga 17 Mei 2022)