Aset-aset maupun perusahaan lokal menjadi incaran para investor, baik aksi merger dan akuisisi (M&A) ataupun investasi. Berdasarkan data Bloomberg sepanjang 2017 telah terjadi 148 penawaran, baik aksi M&A maupun investasi sebanyak dengan nilai mencapai US$ 9,4 miliar atau setara Rp 125 triliun.
Rencana akuisisi perusahaan tambang emas dan perak Martabe di Sumatera oleh perusahaan tambang asal Tiongkok Shandong Gold Group merupakan yang terbesar. Dengan nilai investasi mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 20 triliun. Kemudian di posisi terbesar kedua, investasi Tencent Holding ke Go-Jek Indonesia senilai US$ 1,2 miliar, dan di urutan ketiga adalah investasi e-commerce terbesar Tiongkok, yakni Alibaba grup ke Tokopedia dengan nilai US$ 1,1 miliar. Selain itu, terdapat pembelian perusahaan rokok kretek Karyadibya Mahardika dan Surya Mustika Nusantara oleh Japan Tobacco Inc dengan nilai US$ 1 miliar.
Rencana aksi M&A dan investasi yang telah terealisasi mencapai 75 penawaran dengan nilai US$ 2 miliar. Sementara yang mengalami penundaan mencapai 48 penawaran senilai US$ 2,9 miliar. Adapun 1 penawaran dalam tahap terminasi dengan nilai Rp 75,1 juta serta sebanyak 21 penawaran masih dalam bentuk pengajuan dengan nilai US$ 4,3 miliar.