Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed memotong suku bunga acuan hingga 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%—5% pada September 2024 pada Rabu waktu AS (18/9/2024) atau Kamis pagi hari waktu Indonesia (19/9/2024).
Potongan ini disebut-sebut di luar ekspektasi para pelaku pasar yang memprediksi sebesar 25 bps. Terakhir kali pemangkasan hingga 50 bps terjadi pada saat pandemi Covid-19 tepatnya pada Maret 2020, seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia.
Sementara level kisaran suku bunga acuan hingga 5% terakhir kali terjadi pada Maret—April 2023.
The Fed berargumen bahwa keputusan ini diambil setelah melihat aktivitas ekonomi yang berkembang dan solid, tetapi lapangan pekerjaan melambat dan tingkat pengangguran yang naik.
"Komite berusaha untuk mencapai lapangan kerja maksimum dan inflasi pada tingkat dua persen dalam jangka panjang," tulis The Fed dalam lamannya pada Rabu (18/9/2024).
The Fed yakin bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju dua persen dan menilai bahwa risiko-risiko untuk memperbaiki sektor ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar bisa seimbang.
"Komite akan terus mengurangi kepemilikannya atas sekuritas treasury dan utang agensi dan sekuritas yang didukung oleh agensi," tulis The Fed.
Dalam menilai stance kebijakan moneter yang tepat, The Fed melanjutkan, bakal terus memantau implikasi dari informasi yang masuk terhadap prospek ekonomi.
"Penilaian Komite akan mempertimbangkan berbagai informasi, termasuk pembacaan terhadap kondisi pasar tenaga kerja, tekanan inflasi, dan ekspektasi inflasi, serta perkembangan keuangan dan internasional," tulis The Fed.
(Baca juga: BI Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 6% pada September 2024)