Presiden Prabowo Subianto menyerahkan proyek pembangunan infrastruktur ke perusahaan swasta, salah satunya proyek jalan tol.
"Jadi jalan tol, pelabuhan, bandara, saya serahkan kepada swasta. Silakan bergerak semuanya," kata Prabowo, disiarkan Katadata.co.id (16/1/2025).
"Kami serahkan ke swasta agar berperan lebih. Kami harapkan mereka lebih efisien, tepat waktu, inovatif, dan bisa membawa pertumbuhan di mana-mana," ujarnya.
(Baca: BUMN Dominasi Proyek Infrastruktur Terbesar RI pada 2020)
Adapun dalam era kepemimpinan Prabowo periode 2025-2029, pemerintah menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 2.461 kilometer (km).
Target ini tercatat dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kepmen PUPR) Nomor 2790/KPTS/M/2024 yang ditetapkan pada 15 Oktober 2024, beberapa hari menjelang pelantikan Prabowo.
Merujuk Kepmen tersebut, proyek pembangunan jalan tol nasional periode 2025-2029 terbagi menjadi dua kategori.
Pertama, proyek perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) atau carry over. Ini adalah proyek jalan tol yang menjadi target pada periode 2020-2024, tapi belum rampung sehingga perlu dilanjutkan pada periode 2025-2029.
Kedua, proyek ruas baru, yakni proyek pembangunan jalan tol baru yang ditargetkan beroperasi pada periode 2025-2029.
Jalan tol ini ditargetkan dibangun di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. Proyek terbesar berada di Jawa, baik dari segi panjang jalan maupun nilai investasinya.
Berikut rincian target pembangunan jalan tol nasional periode 2025-2029 berdasarkan wilayah, panjang jalan, dan biaya investasi yang dibutuhkan menurut Kepmen PUPR:
1. Pulau Jawa
- Panjang ruas tol PPJT/carry over: 754,56 km
- Panjang ruas tol baru: 551,60 km
- Total panjang ruas tol: 1.306 km
- Indikasi biaya investasi: Rp430 triliun
2. Pulau Sumatera
- Panjang ruas tol PPJT/carry over: 433,19 km
- Panjang ruas tol baru: 678,74 km
- Total panjang ruas tol: 1.112 km
- Indikasi biaya investasi: Rp288 triliun
3. Pulau Bali
- Panjang ruas tol PPJT/carry over: tidak ada
- Panjang ruas tol baru: 43,28 km
- Total panjang ruas tol: 43,28 km
- Indikasi biaya investasi: Rp8 triliun
Secara kumulatif, Kementerian PUPR memperkirakan target pembangunan jalan tol periode 2025-2029 butuh total biaya investasi Rp725 triliun, ditambah Rp129 triliun untuk pembebasan lahan.
"Dalam rangka mewujudkan target pembangunan infrastruktur jalan tol 2025-2029, membutuhkan strategi pendanaan yang inovatif dan melibatkan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta," demikian dikutip dari Kepmen PUPR.
"Strategi penyediaan dan pendanaan pembangunan infrastruktur jalan tol dapat diterapkan pada seluruh siklus pembangunan, meliputi perencanaan awal, penyusunan studi kelayakan, tahap transaksi, penyusunan rancangan teknis detil, pengadaan lahan, tahap konstruksi, tahap operasi dan pemeliharaan, peningkatan efisiensi, penjualan aset, dan reinvestasi," lanjutnya.
(Baca: 65% Jalan Tol Indonesia Berada di Pulau Jawa)