Menurut survei Katadata Insight Center (KIC), sekitar 70% responden kelas menengah Indonesia pernah mengalami situasi ketika pengeluaran mereka lebih besar dari pendapatan.
Dalam situasi tersebut, mayoritas atau 76,3% responden memilih menggunakan tabungan atau sumber daya yang sudah mereka miliki, kemudian 39,2% mencari dana tambahan yang bukan pinjaman.
"Perilaku ini menunjukkan pengelolaan keuangan yang tergolong baik, karena kelas menengah cenderung menghindari utang dan lebih mengandalkan cadangan keuangan pribadi untuk menutupi kekurangan," tulis KIC dalam laporannya.
(Baca: Proporsi Rumah Tangga Pengguna Layanan Kredit di Indonesia 2024)
Saat pendapatan tidak cukup memenuhi kebutuhan, ada juga sebagian kecil responden yang meminjam uang dari teman atau keluarga (27,7%); memanfaatkan opsi paylater (14,7%); mencari pinjaman berbunga non-online (13,3%); atau menunda bayar tagihan (8,8%).
Sebagian kecil lainnya berupaya memenuhi kebutuhan menggunakan kredit (7,7%); dan mencari pinjaman online atau pinjol (7,7%).
Survei KIC ini melibatkan 472 responden berusia 17–59 tahun, terdiri dari 60% laki-laki dan 40% perempuan. Responden tersebar di 10 kota besar Indonesia, yaitu Bandung, Medan, Surabaya, Jayapura, Jakarta, Semarang, Banjarmasin, Yogyakarta, Denpasar, dan Makassar.
Pengambilan data dilakukan pada 6-9 Januari 2025 secara online dengan metode non-probability sampling. Adapun toleransi kesalahan survei (margin of error) 4,6%.
Hasil lengkap survei KIC bertajuk Kelas Menengah Indonesia di Tengah Ketidakpastian Ekonomi dapat diakses melalui tautan berikut.
(Baca: Ini Jenis Layanan Kredit yang Digunakan Rumah Tangga RI pada 2024)