Animo masyarakat dalam menggunakan kendaraan umum masih tergolong minim. Ini terlihat dari hasil survei Litbang Kompas yang bertajuk Peningkatan Layanan Transportasi Umum Atasi Kemacetan Ibu Kota.
Dalam survei tersebut, frekuensi responden yang sering atau setiap hari menggunakan transportasi umum seperti KRL, MRT, bus, angkot, dan lainnya hanya sebesar 12,9% dari total responden.
Lalu disusul oleh 14,3% responden yang mengatakan jarang menggunakan transportasi umum, atau frekuensinya minimal hanya 2-3 kali seminggu.
Adapun sebagian besar atau 40,9% responden mengaku jarang atau hanya sebulan sekali memanfaatkan fasilitas publik ini.
Sementara, terdapat 31,9% responden lainnya menyatakan tidak pernah sama sekali menggunakan moda transportasi umum dalam kegiatan sehari-harinya.
Pada sisi lain, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta agar masyararat mulai beralih menggunakan moda transportasi umum guna menekan polusi udara terutama di wilayah Jabodetabek.
“Saya mendorong supaya banyak (orang) menggunakan kendaraan umum, yang sekarang ini sudah mulai menggunakan bus-bus listrik, ya. Sebab polusi yang paling besar itu 'kan dari kendaraan," kata Ma'ruf Amin di Istana Wakil Presiden, dilansir dari Bisnis.com, Senin (14/8/2023).
Survei yang dilakukan Litbang Kompas ini melibatkan 510 responden dari 34 provinsi yang dipilih secara acak.
Data dikoleksi pada periode 8-11 Agustus 2023 menggunakan metode wawancara. Adapun margin of error sekira 4,35% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
(Baca juga: Mulai Beroperasi Agustus 2023, Berapa Besaran Tarif LRT Jabodebek?)