Faktor yang Membuat Warga ASEAN Enggan Beli Kendaraan Listrik

Menurut eReadiness ASEAN Report 2025 yang dirilis PwC, ada beragam faktor yang membuat warga Asia Tenggara enggan membeli kendaraan listrik.

Faktor utamanya adalah durasi pengisian daya baterai yang membutuhkan waktu lama.

Ada juga responden lain yang tidak tertarik membeli kendaraan listrik karena umur pakai baterai yang tidak pasti, keterbatasan jarak tempuh, dan biaya yang dianggap lebih tinggi.

Berikut 10 faktor utama yang menghambat responden ASEAN dalam membeli kendaraan listrik: 

1. Lamanya durasi pengisian daya baterai: 18%
2. Ketidakpastian umur baterai: 14%
3. Jarak tempuh terbatas: 12%
4. Biaya awal lebih mahal dibanding kendaraan biasa: 10%
5. Keterbatasan stasiun pengisian listrik: 8%
6. Keterbatasan tempat parkir dengan fasilitas pengisian daya: 6%
7. Ketidakpastian nilai jual kembali: 6%
8. Nilai jual yang rendah: 5%
9. Khawatir soal keselamatan: 4%
10. Tidak memiliki garasi: 4%

PwC juga menemukan, hanya ada 11% dari total responden di Asia Tenggara yang memiliki kendaraan listrik. Dari kelompok tersebut, mayoritas atau 90% di antaranya merasa puas.

"Kepuasan tersebut terutama didorong oleh durasi pengisian daya yang relatif memadai, biaya yang lebih rendah, serta usia pakai baterai," tulis PwC dalam laporannya.

PwC melakukan survei ini terhadap 2.904 responden yang tersebar di enam negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Vietnam.

Sebagai catatan, survei ini menggunakan metode multiple choice, sehingga responden bisa memilih lebih dari satu jawaban.

(Baca: Geser Tesla, Wuling Mini EV Jadi Mobil Listrik Terlaris Global Oktober 2025)