Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan, tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 79,5% dari total penduduk pada awal 2024.
Jumlah itu setara 221.563.479 jiwa dari total populasi Indonesia yang sebesar 278.696.200 jiwa pada 2023.
Tingkat penetrasi 2024 naik 1,31% atau 6 juta kenaikan pengguna dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar 78,19% pada 2023.
Meski terbilang naik sedikit, penetrasi internet Indonesia sebenarnya selalu konsisten meningkat setiap tahunnya.
Pada 2018, tingkat penetrasi internet Indonesia hanya 64,8%. Kemudian proporsinya naik menjadi 73,7% pada 2020 dan 77,01% pada 2022. Tidak ada hasil survei pada 2021, diperkirakan karena pandemi Covid-19.
Berdasarkan gendernya, tingkat penetrasi internet lebih tinggi terjadi pada laki-laki, sebesar 87,6%. Kontribusi atau penggunaannya sebesar 50,9%.
Sementara tingkat penetrasi internet perempuan sebesar 85,5% dan kontribusinya sebesar 49,1%.
Berdasarkan kelompok generasi, milenial mengalami penetrasi internet paling tinggi, yakni 93,17% pada 2024. Namun kontribusinya sebesar 30,62%.
Angka kontribusi milenial masih kalah dengan gen Z. Rinciannya, penetrasi internet gen Z sebesar 87,02% tetapi kontribusinya 34,40%.
Sisanya ada gen X dengan penetrasi 83,69% dan kontribusi 18,98%; baby boomers penetrasi 60,52% dan kontribusi 6,58%; post-gen Z penetrasi 48,10% dan kontribusi 9,17; serta pre-boomer penetrasi 32% dan kontribusi 0,24%.
Adapun acuan kelahirannya, yakni post gen Z setelah kelahiran 2013; gen Z 1997-2012; milenial 1981-1996; gen X 1965-1980; baby boomers 1946-1964; pre-boomer sebelum 1945.
(Baca juga: Individu Pengguna Internet Global Tembus 5,35 Miliar pada Januari 2024)