Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia belum merata. Kesenjangan ekosistem digital di dalam negeri juga semakin melebar.
Hal ini terpotret dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang bertajuk Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi 2022.
(Baca: Indeks Kesiapan Digital Asia Tenggara, Skor Indonesia Tergolong Rendah)
BPS mengukur pencapaian pembangunan TIK di seluruh provinsi Indonesia melalui tiga indikator besar.
Pertama, akses dan infrastruktur TIK. Nilai indikator ini dirumuskan berdasarkan rasio pelanggan telepon tetap per 100 penduduk, rasio pelanggan telepon seluler per 100 penduduk, rata-rata konsumsi bandwidth internet internasional per pengguna, persentase rumah tangga dengan komputer, dan persentase rumah tangga dengan akses internet di setiap provinsi.
Kedua, penggunaan TIK. Nilai indikator ini dirumuskan dari persentase individu yang menggunakan internet, rasio pelanggan internet fixed broadband per 100 penduduk, dan pelanggan internet mobile broadband per 100 penduduk di tingkat provinsi.
Ketiga, keahlian TIK. Nilai indikator ini dirumuskan dari rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar sekunder, dan angka partisipasi tersier di masing-masing provinsi.
Berbagai indikator itu kemudian dirumuskan menjadi skor berskala 0-10. Semakin tinggi skornya, maka pembangunan TIK di suatu wilayah diasumsikan semakin baik.
Berikut rincian kategorisasi skor Indeks Pembangunan TIK dari BPS:
- Skor 0 sampai 2,50: Sangat rendah
- Skor 2,51 sampai 5,00: Rendah
- Skor 5,01 sampai 7,50: Sedang
- Skor 7,51 sampai 10,00: Tinggi
Dengan metode tersebut, pada 2022 DKI Jakarta memperoleh skor indeks 7,64, paling tinggi di antara provinsi lainnya. Sementara Provinsi Papua hanya memperoleh skor 3,22, terendah di skala nasional.
Adapun dari 34 provinsi Indonesia pada 2022, hanya 1 provinsi yang memperoleh indeks pembangunan "tinggi", yakni DKI Jakarta.
Kemudian 32 provinsi masuk kategori "sedang", dan hanya 1 provinsi yang indeks pembangunannya tergolong "rendah", yaitu Papua.
BPS juga menemukan, kesenjangan pembangunan TIK meningkat pada 2022.
"Pada tahun 2021, jarak antara Indeks Pembangunan TIK tertinggi dan terendah sebesar 4,31, dan semakin lebar pada tahun 2022 menjadi 4,42," kata BPS.
(Baca: Pengguna Internet di Indonesia Tembus 213 Juta Orang hingga Awal 2023)