Laporan Lanskap Keamanan Siber Indonesia 2024 dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap, ada 56,12 juta data dari 461 instansi di Indonesia yang terekspos di darknet pada 2024.
Dari jumlah tersebut, sektor terbesar berasal dari administrasi pemerintahan yang mencapai 32,74 juta data. Kebocoran ini berasal dari 141 instansi.
BSSN menambahkan, jumlah data sektor pemerintahan itu mencakup 58,34% dari total data Indonesia yang terekspos di darknet.
Sektor terbesar kedua adalah keuangan, sebanyak 2 juta data dari 71 instansi atau setara 3,58% dari total.
Ketiga adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebesar 1,53 juta data dari 40 instansi atau 2,73%.
Setelahnya ada sektor transportasi, energi dan sumber daya mineral (ESDM), kesehatan, pangan, hingga pertahanan.
Adapun sektor lainnya terhimpun 16,92 juta dari 51 instansi atau sebesar 30,14% dari total.
Sebagai informasi, darknet adalah jaringan internet yang tak bisa ditemukan lewat mesin peramban konvensional seperti Google. "Internet gelap" ini hanya bisa diakses melalui perangkat lunak khusus, dengan menggunakan kode atau protokol komunikasi komputer yang tidak umum.
Berikut rincian data dari sejumlah sektor di Indonesia yang terekspos di darknet pada 2024:
- Administrasi pemerintahan: 32.746.601 data dari 141 instansi (58,34% dari total)
- Keuangan: 2.007.935 data, 71 instansi (3,58%)
- TIK: 1.530.780 data, 40 instansi (2,73%)
- Transportasi: 1.514.236 data, 51 instansi (2,7%)
- ESDM: 1.052.765 data, 47 instansi (1,88%)
- Kesehatan: 189.863 data, 29 instansi (0,34%)
- Pangan: 106.055 data, 21 instansi (0,19%)
- Pertahanan: 61.389 data, 10 instansi (0,11%)
- Lainnya: 16.918.536 data, 51 instansi (30,14%).
(Baca juga: Tren Kebocoran Data Indonesia, Turun pada Akhir 2024)