Amerika Utara tercatat sebagai kawasan dengan kecepatan internet paling tingi di dunia. Kecepatannya mencapai 73,45 mega byte per detik (Mbps) dengan biaya US$ 58,38 atau Rp 823.200 per bulan (kurs: Rp 14.100 per US$). Data tersebut dipublikasikan Nielsen dalam laporannya "Connected Commerce Report".
Tepat berada di bawah posisi Amerika Utara, kawasan Asia Pasifik memiliki kecepatan internet sebesar 60,31 Mbps. Rata-rata per bulan perlu merogoh kocek sebesar US$ 30,71 atau Rp 433 ribu. Eropa Barat pun mengikuti dengan kecepatan sebesar 58,95 Mbps dan biaya US$ 40,95 atau Rp 577.400 tiap bulannya. Ketiga region tersebut berada di atas rata-rata global yang kecepatannya sebesar 48,82 Mbps. Biaya yang perlu dikeluarkan sebanyak US$ 32,04 atau setara Rp 451.800 per bulan.
(Baca: Koneksi Internet di Indonesia Masih Tertinggal dari Negara-negara Asean)
Peningkatan kecepatan akses internet membuat hambatan dalam bertransaksi secara online semakin menurun. Sebab, konektivitas, teknologi, dan keamanan semakin maju. Namun, konektivitas internet di banyak pasar berkembang masih menjadi salah satu hambatan terbesar, terutama bagi konsumen di Afrika dan Timur Tengah.